SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/dok)

Pengelolaan sampah solo, masyarakat didorong mengelola bank sampah.

Solopos.com, SOLO — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solo mencatat hingga pertengahan tahun ini sudah ada 180 bank sampah yang dibentuk di tingkat rukun warga (RW) di seluruh kelurahan di Kota Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sayangnya, dari 180 bank sampah yang sudah ada, belum semuanya bergerak maksimal. “Ada yang aktif, namun ada juga yang baru sebatas terbentuk. Kami terus menerus mendorong keaktifan bank sampah dengan sosialisasi,” kata Kepala DLH Solo, Hasta Gunawan, Minggu (20/8/2017).

Menurut Hasta, salah satu faktor yang menyebabkan masih banyaknya bank sampah yang tidak aktif adalah tingkat kepedulian masyarakat yang belum terbangun.

DLH merasa harus terus memotivasi masyarakat dan memberikan pelatihan tentang pengelolaan bank sampah yang baik. “Jadi tidak hanya masalah kuantitas sampah yang terkumpul tapi juga kualitas pengelolaannya,” kata Hasta Gunawan.

Hasta memastikan 51 kelurahan di Solo sudah memiliki bank sampah namun pembentukan bank sampah belum merambah ke semua RW.

Dia berharap separuh dari seluruh RW yang ada di Solo bisa aktif menggerakkan masyarakatnya untuk mengelola sampah melalui bank sampah. “Kalau di Solo ada 600 RW, harapan saya separuhnya atau 300 RW bisa membuat bank sampah,” kata dia.

Koordinator Bank Sampah Kelurahan Danukusuman Kecamatan Serengan Solo, Yayu Fatmah, menjelaskan di Danukusuman ada 15 bank sampah tingkat RW dan satu bank sampah tingkat kelurahan. Namun, dari 15 bank sampah RW, kini tinggal 10 bank sampah yang aktif.

“Salah satu faktornya adalah dari masyarakatnya sendiri. Ada yang lebih suka langsung setor sampah ke pemulung, biar bisa langsung dapat uang. Kalau lewat bank sampah kan uangnya bisa jadi tabungan,” kata Yayu.

Bank Sampah Kelurahan Danukusuman sedang mencoba untuk mengaktifkan kembali lima bank sampah di beberapa RW tersebut. Selain itu, mereka juga sedang berupaya merapikan administrasi bank sampah di RW-RW yang lain.

“Jadi untuk bank sampah yang aktif saja masih banyak hal yang harus dibenahi. Salah satunya urusan administrasi dan pembukuannya,” beber dia.

Bank Sampah Danukusuman sudah terbentuk sejak 2016. Namun mereka mulai aktif mengumpulkan sampah hingga mengolah kembali sampah yang bisa didaur ulang sejak awal tahun ini.

Setiap dua pekan sekali, Bank Sampah Danukusuman bisa mengumpulkan sampah dari para anggotanya minimal 50 kg sampah/RW. Omzet Bank Sampah sampai Agustus ini sudah mencapai kisaran nilai Rp2 juta.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya