SOLOPOS.COM - Pemulung sedang mengais sampah di tempat pembuangan sampah (TPS) yang meluber ke Jl Hasanudin, Brengosan, Purwosari, Solo, Selasa (6/11/2012). Sampah tersebut meluber ke badan jalan sehingga mengangu arus lalu lintas. (Sunaryo Haryo Bayu /JIBI/SOLOPOS)


Pemulung sedang mengais sampah di tempat pembuangan sampah (TPS) yang meluber ke Jl Hasanudin, Brengosan, Purwosari, Solo, Selasa (6/11/2012). Sampah tersebut meluber ke badan jalan sehingga mengangu arus lalu lintas. (Sunaryo Haryo Bayu /JIBI/SOLOPOS)

SOLO–Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Solo mengklaim keberadaan pemulung yang memungut sampah di sejumlah tempat pembuangan sampah (TPS) se-Solo sangat mengganggu kinerja petugas kebersihan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal itu lantaran pemulung tak bertanggung jawab mengembalikan tumpukan sampah ke dalam TPS.

“Bukan kami melarang pemulung mengambil sampah. Silakan, mereka juga mencari uang. Namun seringkali petugas kebersihan terpaksa menunggu kerja pemulung memilah barang di TPS,” jelas Kepala Bidang Persampahan DKP Kota Solo, Sudiyatno, saat dijumpai Solopos.com, di kantornya, Jumat (9/11).

Yang membuat petugas kebersihan merasa kesal, kata Sudiyatno, para pemulung tak mau bertanggung jawab membuang sampah hasil pilahan ke tempat semula. Atas kenyataan tersebut, banyak sampah tercecer dan meluber ke jalan, bahkan mengganggu arus lalu lintas.

“Masak petugas kami malah menunggu kerja pemulung memilah barang? Setelah sampah dieker-eker, ditinggal begitu saja. Padahal petugas bekerja dikejar waktu, apabila terlambat sedikit saja diomelin warga. Inilah masalah sepele yang kadang tidak disadari bersama,” jelas Sudiyatno.

Sesuai aturan, para pemulung bisa memungut sampah di tempat pembuangan akhir (TPA), imbuh Sudiyatno, bukan saat sampah di TPS. Di sisi lain, kendati kesal terhadap pemulung, namun pihak DKP, kata Sudiyatno, merasa terbantu dengan keberadaan pemulung. Sebab, volume sampah di sejumlah TPS berkurang.

Sementara berdasarkan pantauan Solopos.com, para pemulung sibuk memungut sampah di TPS Kelurahan Gajahan. Saat melihat sampah yang meluber ke jalan, para pemulung terkesan acuh.

Seorang pemulung, Doni, 35, mengatakan sampah yang tercecer di jalan biasanya diambil oleh petugas kebersihan dari DKP. “Saya hanya mengambil dan memilah sampah yang bisa dijual kembali,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya