SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SUKOHARJO — Kasus keracunan massal marak terjadi belakangan ini di wilayah Sukoharjo. Dinas Kesehatan setempat akan mengintensifkan sosialisasi food checking kepada masyarakat.

Dalam sosialisasi itu, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo meminta warga melakukan langkah-langkah pencegahan agar tidak sampai keracunan makanan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Food checking atau pengecekan makanan sebelum dihidangkan dinilai penting bagi warga terutama saat akan menghidangkan makanan dalam partai besar seperti di acara hajatan dan lainnya.

Kepala DKK Sukoharjo Yunia Wahdiyati mengatakan food checking makanan sangat penting guna mengetahui kondisi makanan yang sesungguhnya. Food checking ini bisa dilakukan dengan merasakan atau mencium bau makanan.

“Lakukan food checking makanan dulu sebelum dihidangkan apakah masih layak atau tidak. Kalau sekiranya sudah basi dan dirasakan tidak enak ya jangan dihidangkan,” kata dia ketika dijumpai wartawan di gedung DPRD Sukoharjo, Senin (2/9/2019).

Selain food checking, Yunia juga menyampaikan perlunya membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Selama ini, sosialisasi cara pengolahan makanan yang baik dan penyajiannya sudah dilakukan petugas DKK ke usaha katering makanan.

Namun untuk menyasar masyarakat belum dilakukan. Kedepan sosialisasi akan diperluas lagi agar menjangkau ke warga hingga kelompok masyarakat.

Materi sosialisasi tersebut berkaitan dengan kondisi kebersihan makanan sehingga aman dikonsumsi. Untuk memastikannya perlu dilakukan pengecekan makanan berulang kali sebelum dikonsumsi.

Menurutnya dalam dua kasus keracunan makanan di Tambakboyo, Kecamatan Tawangsari, dan Krajan, Kecamatan Weru, semuanya berasal dari makanan yang disajikan. Makanan tersebut merupakan hasil olahan bersama oleh warga setempat.

“Nah untuk mencegah terjadinya keracunan massal serupa terulang lagi, DKK Sukoharjo meminta masyarakat terus menerapkan PHBS. Salah satunya dengan mencuci tangan menggunakan sabun. Cara ini bisa meminimalkan penyebaran kuman penyakit yang menyebabkan keracunan,” katanya.

Ihwal kasus keracunan di Krajan, DKK masih menunggu hasil laboratorium guna mengungkap penyebabnya. Keracunan itu mengakibatkan 50-an orang mual-mual setelah menyantap makanan dari akikahan warga setempat.

Beruntung korban keracunan massal ini hanya harus menjalani pengobatan rawat jalan. Para korban juga telah mendapatkan penanganan dari Puskesmas dan kini kondisinya telah pulih.

Catatan Solopos.com, keracunan massal terjadi di dua lokasi berbeda selama Agustus lalu. Kejadian pertama menimpa sebanyak 60 warga RT 001/RW 001, Desa Tambakboyo, Kecamatan Tawangsari.

Warga mengalami keracunan massal seusai menyantap nasi opor ayam saat acara malam tirakatan HUT Ke-74 Kemerdekaan RI pada Jumat (16/8/2019).

Sedangkan kasus kedua terjadi pada 50-an warga Dukuh Tegalgiri RT 003/RW 006 Desa Krajan, Kecamatan Weru, seusai menyantap hidangan akikah dari salah satu warga yang menggelar hajatan akikah pada Sabtu (31/8/2019).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya