SOLOPOS.COM - Ilustrasi gizi buruk (JIBI/Solopos/Dok.)

Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen menemukan satu kasus anak balita gizi buruk di wilayah Tanon.

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen menemukan satu kasus gizi buruk yang disertai penyakit lainnya di wilayah Desa Kecik, Kecamatan Tanon, Sragen. Anak perempuan berusia dua tahun penderita gizi buruk itu sempat dirawat di RS dr. Sardjito, Yogyakarta, karena ada penyertaan penyakit jantung.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kasus di Tanon itu bukan gizi buruk murni tetapi gizi buruk yang disertai penyakit lainnya. Selama ini ya hanya ada satu kasus itu. Pada 2017 lalu tidak ada kasus gizi buruk,” ujar Kabid Kesehatan Masyarakat DKK Sragen, Pratondo, saat ditemui wartawan, Minggu (28/1/2018).

Pratondo menjelaskan kasus gizi kurang ada tapi ia tidak hafal datanya karena tersimpan di Kantor DKK Sragen. Kasus itu termasuk stunting akibat kekurangan asupan gizi.

Petugas Gizi Puskesmas Tanon I, Hatmono, saat ditemui Solopos.com, Minggu, menjelaskan anak penderita gizi buruk dengan penyertaan penyakit jantung itu sebenarnya asli Jogja karena orang tuanya tinggal di Jogja. Dia mengatakan anak itu hanya tinggal sementara, hanya beberapa bulan, di rumah simbahnya di Tanon. “Selain anak itu tidak ada kasus lagi. Nama anak itu Aisyiyah,” tuturnya.

Hatmono mencatat selain kasus gizi buruk itu ada lima kasus gizi kurang di Tanon yang tersebar di Desa Jono, Gawan, Padas, dan Tanon. Dia menjelaskan kasus gizi kurang itu berkaitan dengan indeks berat badan dan tinggi badan.

“Kasus yang muncul di Tanon itu rata-rata karena pola makan yang kurang perhatian karena di tinggal boro atau bekerja di pabrik. Biasanya anak-anak penderita gizi kurang itu tinggal bersama simbah,” tuturnya.

Hatmono sudah mengantisipasi dengan pemberian makanan tambahan setiap bulan sekali lewat pelayanan posyandu. Di pos tersebut, kata dia, petugas memberi penyuluhan gizi dan pantauan terhadap anak balita yang kurang gizi.

Di sisi lain, Ketua II Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Sragen, Ismiyardi, menekankan untuk mengatasi permasalahan kekurangan gizi pola asuh terhadap bayi dan anak balita harus diperhatikan sejak masih dalam kandungan. Dia mengatakan supaya tidak muncul gejala kekurangan gizi, salah satunya stunting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya