SOLOPOS.COM - Ilustrasi tes virus corona (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, menyebut hanya ada 75 orang dalam pemantauan atau ODP corona yang masuk kategori risiko tinggi (high risk).

Sebanyak 75 ODP risiko tinggi corona itu berdasarkan hasil tracing orang-orang yang pernah berkontak dengan pasien positif corona di Solo.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dari 75 ODP risiko tinggi itu, DKK kemudian melakukan penghitungan epidemiologi. "Kita bicara public health ya, dimungkinkan dari 75 itu satu orang punya keluarga rata-rata empat," jelas perempuan yang akrab disapa Ning tersebut, Senin (23/3/2020).

Warga Solo Ditemukan Meninggal di Bengawan Solo Nguter Sukoharjo

Ning melanjutkan anggota keluarga 75 ODP risiko tinggi itu yakni 75 dikalikan 4, masuk ODP risiko sedang atau medium risk corona.

Lalu, dari kelompok medium risk ini diperkirakan berinteraksi dengan orang lain lagi, baik itu di tempat kerja, saat pergi ke pasar atau tempat lain, dihitung sosialisasinya sembilan kali.

"Angka sembilan ini bukan sekadar kira-kira tapi ada teorinya sehingga kami menghitung secara epidemiologi kemungkinan ODP yang ada sekitar 2.795 orang," jelas Ning.

Perempuan ODP Corona Jalan-Jalan di Singosaren Solo Bikin Video Klarifikasi, Ini Pernyataannya

Ning menambahkan hitung-hitungan itu sebagai bentuk kehati-hatian pemerintah karena penyakit ini seperti fenomena gunung es.

Dikhawatirkan Over Diagnosis

Ning menekankan berstatus ODP belum tentu sakit dan yang sakit belum tentu karena virus covid-19. Mereka masuk kategori ODP karena ada riwayat kontak dengan pasien corona meskipun kontak jauh.

Sebagaimana diberitakan ODP corona di Kota Solo melonjak tajam menjadi 2.795 orang. Lonjakan itu dikarenakan orang yang mengalami gejala batuk, demam, dan pilek, sudah dimasukkan kategori ODP.

Round Up Corona Solo: Tambahan 1 Pasien Positif & 5 RS Rujukan

Kepala DKK Solo Siti Wahyuningsih mengatakan masih perlu mencermati dan memilah lagi data itu karena dikhawatirkan terjadi over diagnosis.

“Mereka tetap dalam pemantauan agar rantai persebaran virus Covid-19 terputus. ODP kan belum tentu jadi PDP [pasien dalam pengawasan] apalagi terkonfirmasi positif corona. Tapi, kalau sudah diminta karantina mandiri, ya dijalani,” kata dia kepada wartawan di Balai Kota Solo, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya