Solopos.com, KARANGANYAR – Dinas Kesehatan Kabupaten atau DKK Karanganyar mengimbau masyarakat mewaspadai potensi wabah lainnya seperti demam berdarah dengue (DBD) dan Leptospirosis. DKK Karanganyar meminta momen aktivitas di rumah dimanfaatkan untuk membersihkan lingkungan.
Plt. Kepala DKK Karanganyar, Purwati, mengatakan momen wabah Covid-19 tidak boleh membuat warga lengah terhadap ancaman wabah penyakit lainnya. Ada potensi wabah DBD dan Leptospirosis masih bisa terjadi di situasi saat ini.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Pemkab Klaten Siapkan Diskon Bagi 42.000 Pelanggan PDAM
“Masyarakat harus sadar, ancaman penyakit bukan hanya Covid-19 saja. Seperti yang terjadi sebelum-sebelumnya ada kasus-kasus DBD dan Leptospirosis. Jadi masyarakat harus tetap menggencarkan pola hidup bersih sehat [PHBS] mereka untuk membersihkan lingkungan rumah dari kencing tikus dan memusnahkan sarang-sarang nyamuk,” ucap dia saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Senin (13/4/2020).
Kebijakan bekerja di rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah, lanjut Purwati, menjadi momen yang ideal untuk menerapkan PHBS sebagai pencegahan. Sebab, banyak warga yang mengeluh bosan mengisolasi diri di rumah lantaran tidak ada kegiatan.
Afsel Bingung Kasus Infeksi Covid-19 Tak Sebanyak yang Diperkirakan
Dengan begitu, masyarakat bisa melakukan kegiatan membersihkan rumah dan membersihkan sumber sarang nyamuk DBD untuk menghilangkan rasa bosan.
“Kan banyak yang merasa bosan karena di rumah saja. Tidak ada kegiatan. Justru itu momen yang pas. Masyarakat bisa mengisi waktu mereka untuk membersihkan rumah sebagai alasan aktivitas. Selain ada kegiatan mereka juga membantu untuk mencegah adanya DBD dan Leptospirosis,” ujar dia.
Gaya Work From Home Politeknik Indonusa Surakarta: Rapat Online Sambil Berjemur
Berdasarkan data yang dihimpun Solopos.com, kasus DBD di Karanganyar selama tahun 2019 sekitar 900 kasus. Pada 2020, data hingga Maret kasus DBD Karanganyar sekitar 77 kasus.
Sedangkan, untuk kasus Leptospirosis, hingga Maret 2020 terdapat tujuh kasus dan lima di antaranya meninggal dunia.