SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

New York–Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB), Senin, mengecam peluncuran rudal Korea Utara akhir pekan lalu sebagai pelanggaran terhadap resolusi PBB, di samping menjadi ancaman terhadap keamanan regional dan internasional.

Duta besar Uganda, Ruhakana Rugunda, yang memimpin DK, yang beranggotakan 15 negara dalam bulan ini, mengatakan, para anggota mengecam dan menyampaikan keprihatianan mendalam berkaitan dengan peluncuran rudal balistik Korea Utara Sabtu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Peluncuran itu “merupakan pelanggaran terhadap resolusi DK PBB dan menjadi ancaman terhadap keamanan regional dan internasional”, katanya dalam pernyataan yang relatif ringan dan tidak mengikat.

Para anggota DK menandaskan kembali bahwa Pyongyang harus mentaati sepenuhnya semua kewajibannya, serta resolusi yang relevan, dan mengimbau semua pihak untuk mengendalikan diri dari melakukan tindakan yang bisa memperburuk situasi keamanan di kawasan.

Mereka juga menyampaikan komitmen untuk mendapatkan solusi politik melalui diplomatik secara damai dan berikrar “untuk melanjutkan pemantauan secara seksama terhadap situasi dan melakukan tindakan yang perlu sesuai dengan Piagam PBB.

Duta besar Jepang, Yukio Takasu, yang negaranya merasa sangat terancam oleh program rudal balistik dan nuklir Pyongyang dan mengusulkan sidang DK, segera menyambut pernyataan itu.

Selama debat DK, beberapa anggota menggaris-bawahi perlunya memelihara tekanan terhadap negara Stalinist tersebut, sedangkan yang lain menandaskan bahwa diplomasi harus diberi kesempatan untuk mendapatkan solusi.

Sejumlah anggota DK menyatakan bahwa peluncuran rudal terakhir merupakan tindakan provokatif Pyongyang, yang tidak boleh menimbulkan peningkatan ketegangan dari negara lain.

Rudal balistik — yang sebenarnya dilarang ditembakkan oleh negara Stalinist itu,  berdasarkan sanksi-sanksi PBB — telah diluncurkan Pyongyang ke Laut Jepang, bertepatan dengan liburan Hari Kemerdekaan AS.

Para pengamat mencatat peluncuran rudal itu adalah yang terbesar dari persenjataan balistik sejak Korea Utara menembakkan rudal jarak jauh Taepodong-2-nya, dan enam rudal lebih kecil pada 2006 lalu, dan juga 4 Juli tahun ini.

Peluncuran itu dilakukan pada saat Washington mencari dukungan untuk penguatan sanksi PBB, yang bertujuan menghapus program rudal dan nuklir Pyongyang.

Pada Ahad lalu, surat kabar partai yang berkuasa di Korea Utara, Rodong Sinmun, memuji kebijakan militer pertama Pyongyang, yang menjadikan Korea Utara mampu memukul musuh dengan apa yang disebut serangan tanpa ampun.

ant/fid

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya