SOLOPOS.COM - Djujuk Juwariyah dan Tessy dalam sebuah syuting film Finding Srimulat (Dok/JIBI/Solopos)

Djujuk Srimulat meninggal dunia, sempat pindah-pindah ke beberapa rumah sakit untuk pengobatan.

Harianjogja.com, JOGJA-Djujuk Djuwariyah, pelawak yang melegenda bersama Srimulat meninggal dunia.

Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler

Guratan lipstik merah menghiasi bibir tipisnya. Rambutnya disasak ke belakang. Polesan blush on yang membekas di kedua pipinya serta kebaya putih nan anggun yang dikenakan berpasangan dengan jarit, membuat penampilannya semakin ayu.

Sayang, perempuan komedian itu hanya dapat lagi dilihat di dalam peti mati kayu berukir perjamuan Yesus. Djudjuk Djuwariyah, pelawak legendaris Srimulat, tutup usia pada Jumat (6/2/2015) di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito.

Sang pelawak yang dikenal kenes dan kemayu itu akhirnya menyerah pada penyakit kanker yang diidapnya. Perempuan berusia 67 tahun ini mengembuskan napas terakhirnya pada Jumat (6/2/2015) pukul 15.10 WIB di salah satu ruang inap Pavilliun Amarta RSUP Dr. Sardjito.

Bu Djujuk, begitu namanya akrab disapa di kalangan artis, sudah berkali-kali di rawat di beberapa rumah sakit. Menurut menantu Djujuk, Qwirinto Endhi, dua tahun lalu, ibu mertua yang dikenal aktif dalam organisasi sosial itu, pernah di rawat di Rumah Sakit (RS) Kasih Ibu Solo karena menderita tumor pada saluran pembuangan. Namun setelah beberapa saat, Djujuk harus mendapat perawatan medis di RS di Singapura.

“Ibu merasa membaik,” tegas Rinto.

Rasa sakit kembali muncul satu tahun kemudian dan membuat ibu empat anak ini harus dirawat di
RS dr. Oen Solo. Namun perawatan itu tampaknya tak menghentikan rasa sakitnya. Selang beberapa bulan, Djujuk harus kembali di rawat di RS. PKU Muhammadiyah selama dua kali.

Lantaran tidak mengalami perkembangan dan terus mengeluh sakit pada tulang-tulangnya, nenek delapan cucu ini dibawa ke RS. Ortopedi Solo.

“Dari situ dinyatakan kalau ibu kena kanker, padahal selama pemeriksaan di beberapa rumah sakit, diagnosisnya selalu sama. Selalu reumatik,” ucap Rinto.

Rumah sakit kemudian merekomendasikan agar segera dibawa ke RS Moewardi Solo.

“Kalau di Moewardi nanti ujung-ujungnya pasti dirujuk ke Sardjito, makanya langsung kami bawa ke Sardjito saja,” tutur Rinto sembari duduk lesehan menunggu jenazah ibu mertuanya dimandikan di ruang jenazah, Jumat petang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya