Tokoh
Selasa, 19 Juli 2011 - 14:37 WIB

Djatmika, perdalam ilmu bahasa lantaran gemar amati beraneka budaya

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Djatmiko (JIBI/SOLOPOS/Eni Widyastuti)

Sebagai makhluk sosial, manusia selalu butuh berinteraksi dengan manusia lain dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagian besar interaksi yang diperlukan manusia itu dilakukan dengan menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan setiap orang pun berbeda sesuai latar belakangnya. Hal itulah yang menjadi alasan salah satu Guru Besar Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof Dr Djatmika MA, untuk terus memperdalam ilmu bahasa.

Djatmika (JIBI/SOLOPOS/Eni Widyastuti)

Advertisement
Ketika ditemui Espos belum lama ini, Djatmika mengungkapkan semua berawal dari kegemarannya memperhatikan banyak orang dengan bahasa yang berbeda dan dari latar belakang budaya yang berbeda. “Semakin saya memperdalam ilmu linguistik, saya semakin tertarik belajar lebih dalam lagi. Jadi saya sangat senang mempelajari bahasa apapun,” ujarnya. Ketua Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) ini pun berusaha menyampaikan ilmu yang dimilikinya kepada banyak orang. Bukan hanya saat mengajar di ruang perkuliahan, hal itu juga ia lakukan dengan menulis banyak karya ilmiah.

Karya ilmiah yang dibukukan di antaranya berjudul Pemerolehan Ungkapan Fatis pada Anak Bilingual: Sebuah Studi Kasus Pemerolehan Bahasa; Active English 1-6; Passport to the World; Stairway; Memahami Genre Teks; Transformer. Anggota Masyarakat Linguistik Indonesia (MLI) ini juga aktif menulis di jurnal ilmiah nasional, surat kabar dan mengisi seminar/lokakarya dan kongres. Bercerita tentang kehidupannya sehari-hari ayah tiga orang anak ini, Farah Nadhifa Tyas Djatmika, Fahri Hidayat Arya Djatmika dan Fadia Naila Tyas Djatmika, selalu berharap bisa menjadi manusia yang bisa memberikan manfaat bagi banyak orang. Menurutnya, manusia seperti itulah yang akan memperoleh keberuntungan dunia akhirat.

Di sela-sela kesibukannya, Djatmika sering memanfaatkan waktu untuk menyalurkan hobinya memasak. Ia menceritakan sejak kecil dirinya telah hobi memasak. Ketika sudah menikah pun, ia sering membantu istrinya, Ir Listiani Hidayati MKes, untuk memasak. “Kalau di rumah saya biasa membantu istri di dapur,” ujarnya. Hobi memasak itu semakin teraktualisasikan ketika ia menempuh studi S3 di Master of Applied Linguistics, School of English, Linguistics and Media, Macquarie University of Sydney Australia. “Karena saya di Australia sendiri, mau tidak mau saya harus mengerjakan segala sesuatu sendiri. Termasuk urusan makan, saya sering masak sendiri,” ungkapnya. Menurutnya, ada keajaiban tersendiri yang ia rasakan ketika memasak. Ajaib karena perpaduan berbagai bumbu dan bahan makanan akan menghasilkan suatu jenis makanan baru.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif