SOLOPOS.COM - Alimihan Seyiti (kabar24)

Solopos.com, JAKARTA — Alimihan Seyiti, orang tertua di China bahkan diduga tertua di dunia berusia 135 tahun, meninggal dunia pada Kamis (16/12/2021) di Daerah Otonom Uighur Xinjiang.

Menurut departemen publisitas daerah tersebut, Sabtu (18/12/2021) Alimihan Seyiti yang berasal dari Komuxerik, wilayah Shule di Prefektur Kashgar, lahir pada 25 Juni 1886.

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Pada 2013, wanita etnis Uighur tersebut menempati peringkat teratas daftar orang tertua di China yang dirilis oleh Asosiasi Gerontologi dan Geriatrik China (China Association of Gerontology and Geriatrics/CAGG), yang sebelumnya dikenal sebagai Perhimpunan Gerontologi China.

“Dia meninggal dengan tenang di rumah saya,” kata Qurban Nur, cucu Alimihan Seyiti yang merawat wanita itu ketika dia masih hidup.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini : 19 Desember 1948, Agresi Militer Belanda II Dimulai

Alimihan Seyiti memiliki kehidupan sehari-hari yang sangat sederhana dan teratur sampai dia mengembuskan napas terakhirnya. Dia selalu makan secara tepat waktu dan menikmati berjemur di bawah sinar matahari di halaman rumahnya serta mengobrol dengan tetangganya. Terkadang, dia membantu merawat cicit-cicitnya.

Menurut data tahun lalu, Komuxerik dikenal sebagai “kota umur panjang”, dengan lebih dari 40 orang lansia berusia di atas 90 tahun.

Peningkatan layanan kesehatan turut berkontribusi terhadap umur panjang mereka. Pemerintah setempat menyediakan layanan dokter kontrak, pemeriksaan fisik tahunan gratis, dan subsidi hari tua bulanan untuk para lansia berusia di atas 60 tahun.

Rata-rata harapan hidup penduduk di Xinjiang meningkat dari 30 tahun pada 1949 menjadi 74,7 tahun pada 2019, menurut statistik resmi.

Baca Juga: Kemenkes Malaysia Ungkap 11 Kasus Positif Covid-19 Varian Omicron

Pria Tertua di Prancis Meninggal karena Covid-19

Sebelumnya, pria bernama Marcel Meys yang berusia 112 tahun dan diyakini sebagai orang tertua di Prancis meninggal karena Covid-19.

Menurut laporan media setempat, Meys mengembuskan napas terakhirnya pada Rabu (15/12/2021) di sebuah rumah sakit di Vienne di kawasan Rhone Alpes Auvergne, Prancis.

Ia dibawa ke rumah sakit dan dipasangkan alat bantu oksigen setelah kondisi kesehatannya selama di rumah menurun, kata putri satu-satunya Nicole Boiron kepada media sebagaimana diwartakan Anadolu Ajansi, dikutip dari Antara, Sabtu (18/12/2021).

Seperti ditulis harian Ouest, pemakamannya akan dilangsungkan pada Rabu (22/12/2021). Meys dikabarkan tidak disuntik vaksin dan tinggal sendirian di rumahnya di Saint-Romain-en-Gal, yang ditempati sejak 1957.

Baca Juga: Muncul di Sidang, Aung San Suu Kyi Pakai Seragam Tahanan

Dia menikmati hidupnya yang indah dan bahagia dan bangga menjadi warga tertua di Prancis, kata keluarganya.

Dia pernah mendukung gerakan perlawanan Prancis yang mayoritas terpusat di kawasan tenggara untuk memerangi kolaborator rezim Vichy dengan membawa para korban luka ke rumah sakit. Meys memasuki masa pensiun pada 1967.

Biasanya otoritas Prancis memberikan gelar “Dean” kepada anggota tertua yang masih hidup di departemen atau kawasan. Meys mengambil alih gelar tersebut dari Martiniquais Jules Theobald yang lahir pada 17 April 1909 dan meninggal pada Oktober lalu.

Dilansir Antara dari harian Le Progres, Jeanne Mayet yang berusia 110 tahun asal departemen Puy-de-Dome di Rhone Alpes Auvergne kini diyakini sebagai penerus gelar “Dean” sekaligus orang tertua yang masih hidup di Prancis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya