SOLOPOS.COM - Kasi Perencanaan Pendidikan Bidang Perencanaan dan Standarisasi Pendidikan, Disdikpora DIY Bahtiar Nurhidayat . (Harian Jogja/Sunartono)

Komputer itu akan diatur secara khusus oleh 1.520 proktor sebagai pengendali server

Harianjogja.com, JOGJA-Kasi Perencanaan Pendidikan Bidang Perencanaan dan Standarisasi Pendidikan, Disidkpora DIY Bahtiar Nurhidayat menjelaskan, dalam Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2018 akan menggunakan 45.683 unit komputer untuk SMA/SMK seluruh DIY.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Komputer itu akan dipakai untuk 102.427 siswa yang tersebar di 971 sekolah. Komputer itu akan diatur secara khusus oleh 1.520 proktor sebagai pengendali server, sehingga PC hanya dapat digunakan untuk mengakses soal UNBK.

Adapun jumlah server yang disiapkan sama dengan jumlah proktor dengan jumlah 1.520 server dan proktor. Menurutnya, proktor menjadi petugas paling penting perannya yang berada di setiap sekolah, karena mengendalikan server dan menerima pertama kali soal yang dikirim oleh pusat sekitar satu jam sebelum UNBK dimulai.

“Jumlah komputer itu sesuai dengan yang didaftarkan ke kami. Meskipun setiap server itu ada yang memiliki kemampuan sampai 60 komputer tetapi tetap dibatasi. Disarankan maksimal 40 komputer. Kalau lebih dari 40 [komputer] kami sarankan dua server, ditambah satu server untuk cadangan. Harus ada cadangan setiap sekolah,” terangnya kepada Harianjogja.com, Kamis (8/3/2018).

Seluruh komputer itu dipastikan dapat dioperasikan dan dalam kondisi layak pakai. Petugas akan menginstal aplikasi UNBK tersebut pada setiap komputer yang dilakukan oleh proktor. Setelah diinstal, maka secara otomatis, komputer tidak dapat dipakai untuk melakukan browsing informasi lain.

“Karena bayangannya, lho nek pakai komputer nanti bisa cari jawaban di google, nggak bisa. Itu sudah dikunci, nggak bisa browsing yang lain,” ujarnya.

Penggunaan komputer untuk online hanya bisa dilakukan untuk saat sinkronisasi soal atau praujian dan upload jawaban. Bahkan tidak diperbolehkan menggunakan wifi antara server dengan PC melainkan harus kabel. Sehingga, jika ada sekolah yang jangkauannya sulit sinyal, saat melakukan sinkronisasi bisa membawa server ke lokasi yang terdapat sinyal, hal itu masih diperbolehkan.

Meski demikian, Bahtiar optimistis terkait sinyal di wilayah DIY tidak menjadi persoalan. “Kalau DIY tidak sampai parah, mungkin kalau sampai membawa komputernya cari sinyal itu di luar Jawa mungkin ada,” ucapnya.

Ia menambahkan, ada beberapa sekolah yang karena keterbatasan komputer sehingga meminjam milik siswa, tetapi persentasenya tidak banyak. Sebenarnya, sekolah tersebut bisa saja menggunakan fasilitas yang ada, tetapi harus dilakukan dalam tiga sesi dalam sehari. Sehingga memutuskan meminjam laptop siswa agar bisa melaksanakan lebih cepat dua sesi saja.

“Ada ketentuan kalau sampai 30 menit tidak bisa terkoneksi disarankan untuk ujian susulan, atau minta izin pusat di tahap berikutnya. Sekolah mengejar dua sesi saja,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya