SOLOPOS.COM - Ilustrasi mebel Indonesia (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Posisi DIY sangat strategis

Harianjogja.com, JOGJA-Bagi pasar kerajinan dan mebel nasional, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan kota strategis untuk menarik para buyer dari seluruh Indonesia maupun internasional. Terutama nantinya dengan beroperasinya bandara baru di Kulonprogo, DIY akan menjadi pintu utama masuknya perdagangan internasional di Indonesia.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Posisi DIY sangat strategis, kalau dibandingkan daerah lain di Indonesia. Apalagi nanti saat bandara baru Kulonprogo mulai beroperasi. Buyer luar negeri yang biasa transit di Singapura, bisa langsung ke DIY,” ujar Ketua DPD Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) DIY, Timbul Rahajo kepada Harianjogja.com, Selasa (30/1).

Ekspedisi Mudik 2024

Timbul mengatakan, prospek ekonomi dengan adanya pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) akan memberikan dampak besar terhadap industri kerajinan dan mebel. Bahkan, penyelenggaraan pameran bertaraf internasional memungkinkan akan sering diselenggarakan di DIY. “Kalau hal itu berkembang baik, maka fasilitas umum seperti ruang pamer [berkapasitas besar] harus mulai digarap,” ungkap Timbul.

Keberadaan NYIA akan menjadi pintu utama bagi distribusi produk kerajinan dan mebel, tidak hanya bagi DIY, tetapi juga Jawa Tengah dan sekitarnya. Bandara besar di antara Jawa Tengah dan DIY ini akan memberikan multiplayer efek pada industri lainnya.

Timbul menambahkan secara geografis, posisi DIY juga sangat strategis karena berada di tengah. Pasalnya, kata dia, Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki basis produksi industri kerajinan dan mebel yang kuat. Didukung hal itu, posisi DIY sangat menguntungkan. “Di samping itu, banyak perusahaan yang ada di Jakarta yang bergeser ke Jateng,” papar Ketua Forum Jogja International Furniture and Craft Indonesia (Jiffina) Jawa Bali ini.

Melihat potensi besar yang dimiliki DIY tersebut, Timbul menegaskan ke depan pameran Jiffina yang akan diselenggarakan 10-13 Maret 2018 itu akan memiliki potensi yang besar bagi industri kerajinan dan mebel Indonesia. Bahkan, pameran ini akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.

“Perlahan [pameran] di Jakarta pun nantinya perlahan akan bergeser ke tengah [DIY]. Jadi secara geografis akan sangat menguntungan dan ekonomis. Karena di Jakarta untuk mengikuti pameran [sewa] bisa sampai Rp1,7 juta per meter, di DIY  hanya Rp850.000 per meter,” jelas Timbul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya