SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

BANTUL—Merebaknya usaha jasa sedot WC secara tidak langsung turut mengurangi dampak pencemaran air tanah. Hanya saja, sampai sekarang DIY belum memiliki Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT).

Alhasil, sebagian besar truk tangki dari perusahaan jasa sedot WC itu langsung membuang limbahnya ke Balai Instalasi Pengolahan Limbah Air (IPAL) DIY di Jl.Bantul Km.6, tepatnya di Dusun Cepit, Pendowoharjo, Sewon.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tidak menutup kemungkinan, masih ada juga truk sedot WC itu yang langsung membuang limbahnya ke sungai. Ditemui Harian Jogja di kantornya, Kepala Balai IPAL DIY, Y.Wibisono membenarkan jika selama ini pihaknya tidak hanya menangani limbah domestik (rumah tangga).

Ekspedisi Mudik 2024

“Truk sedot WC membuangnya juga langsung ke sini. Setiap hari, bisa sekitar 15 truk yang datang,” kata Wibisono. Menurut dia, sebelum IPAL mulai beroperasi pada 1996 lalu, truk tersebut langsung membuang limbahnya ke sungai.

Wibisono menjelaskan, limbah tinja dapat membuat endapan lumpur di kolam pengolahan limbah air semakin menebal. Akibatnya, kerja mesin pada kolam pengolahan limbah menjadi lebih berat. Belum lagi jika truk tangki sedot WC itu juga melayani limbah dari rumah makan.

“Lemak dari sisa makanan juga kerap kita keluhkan. Para pengusaha jasa sedot WC sudah kami imbau agar tidak melayani rumah makan,” tegas Wibisono.

Dia menjelaskan, di daerah yang sudah memiliki IPLT, limbah tinja tersebut akan langsung diolah. Selanjutnya, air limbah sisa pengolahan itu baru dialirkan ke IPAL. Dengan pembagian tugas itu, mesin IPAL bakal lebih awet, tidak mudah aus.

“Soal IPLT di DIY, idenya sedang dibahas seputar Detail Engineering Design (DED),” ungkap Wibisono.

Dia menambahkan, saat ini ada sekitar 30 usaha sedot WC di wilayah DIY. Dari jumlah itu, sebagian besar berasal dari Bantul.

Selain limbah tinja, Balai IPAL DIY hingga kini juga masih terkendala soal pengolahan limbah laundry. Pasalnya, kadar Biological Organic Demand (BOD) limbah detergen dari usaha laundry jauh lebih tinggi daripada limbah detergen rumah tangga.

“Kebanyakan laundry itu tergolong kelompok usaha ekonomi lemah. Padahal, membuat tempat pengolahan limbah juga butuh biaya besar,” ujar Sekretaris Badan Lingkungan Hidup (BLH) Bantul, Suwito, belum lama ini.(Harian Jogja/Dinda Leo Listy)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya