SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Divisi Utama stop menyelenggarakan kompetsisi akibat pembekuan PSSI, mengancam Persis rugi Rp1 miliar.
 
Solopos.com, SOLO — Persis Solo terancam menderita kerugian hingga Rp1 miliar jika kompetisi Divisi Utama (DU) musim ini batal digelar.

Laskar Sambernyawa, julukan Persis, telah mengucurkan dana sekitar Rp1 miliar untuk mempersiapkan tim menjelang kompetisi. Pengeluaran itu meliputi pembayaran gaji pemain, operasional tim, hingga kebutuhan penyelenggaraan uji coba.

Promosi Kanker Bukan (Selalu) Lonceng Kematian

“Hingga saat ini, kami masih harus mengeluarkan dana untuk operasional meski tim diliburkan. Kalau ditotal kami sudah mengeluarkan kurang lebih Rp1 miliar jika ditambahkan dengan pembayaran gaji Mei ini,” ujar Direktur Keuangan PT Persis Solo Saestu (PSS), Wahyu Haryanto, saat dihubungi Espos, Selasa (5/5/2015).

Kick off Divisi Utama (DU) sedianya digelar, Minggu (26/4/2015). Namun, kompetisi dihentikan karena Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) membekukan PSSI dan melarang Polri memberi izin pertandingan.

Ekspedisi Mudik 2024

Kondisi itu membuat Persis dan sebagian besar tim-tim DU meliburkan para pemain. Awalnya, Laskar Sambernyawa hanya libur dua hari dan kembali berlatih pada Selasa (28/4/2015). Akan tetapi, dua hari berselang, tim asuhan Aris Budi Sulistyo itu kembali diliburkan hingga batas waktu yang belum ditentukan karena PSSI memutuskan membubarkan seluruh kompetisi.

“Kami masih wait and see. Belum berani memutuskan karena harus menanti bagaimana kelanjutan kompetisi,” tutur Wahyu saat ditanya soal kelanjutan tim Persis.

Para pemain Persis dijadwalkan menerima gaji setiap tanggal 10. Namun, Wahyu belum bisa memastikan pembayaran gaji bulan ini karena tim sedang diliburkan. “Saya belum menerima perintah untuk membayarkan gaji. Mungkin Direktur Olahraga dan Teknik [Totok Supriyanto] akan menggelar pembicaraan ulang [soal pembayaran gaji] terlebih dahulu dengan para pemain. Kalau memang kesepakatannya begitu [membayar gaji penuh], ya kami akan bayarkan pada tanggal 10,” ungkap dia.

Nasib kompetisi yang terkatung-katung tidak hanya membuat Persis dibayang-bayangi kerugian. Potensi pendapatan Laskar Sambernyawa pun lenyap karena laga kick off melawan PSIS Semarang di Stadion Manahan, Solo, batal digelar.

“Semestinya kick off kemarin menjadi income pertama dari kompetisi. Kami kehilangan potensi pendapatan dari hasil penjualan tiket. Selain itu, sponsor yang akan memasang iklan board di pinggir lapangan juga batal semua,”  kata Wahyu.

Persis telah menggandeng perusahaan kontruksi multinasional, AWB Engineers, sebagai sponsor di jersey musim ini. Selain itu, beberapa perusahaan juga telah berniat memasang iklan dalam board di pinggir lapangan pada laga kick off.

“Kami akan melakukan pembicaraan ulang dengan para sponsor. Target kami bisa menggandeng 40 sponsor untuk memasang iklan di board. Kami juga sudah berbicara dengan AWB Eng karena kondisi saat ini tidak terprediksi. Calon sponsor pun masih harus sama-sama wait and see,” urai dia. (Tri Indriawati/JIBI/Solopos)

Liga Divisi Utama yang batal diselenggarakan, membuat Persis Solo terancam rugi. JIBI/Solopos

Liga Divisi Utama yang batal diselenggarakan, membuat Persis Solo terancam rugi. JIBI/Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya