SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

WONOGIRI — Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) mengusulkan pengetahuan tentang ketenagakerjaan masuk ke kurikulum sekolah, terutama SMK. Pasalnya, mayoritas lulusan SMK yang direkrut perusahaan melalui sekolah, kembali ke daerah.

“Mereka [tenaga kerja] kecewa fasilitas yang diperoleh tidak sesuai perjanjian awal. Contohnya, ada mess [asrama], tetapi tidak ada kasur. Ada makan sehari tiga kali, tetapi hanya mendapat nasi dan sayur. Tidak ada lauk. Sehingga mereka harus membeli lauk sendiri. Padahal, belum mendapat gaji,” kata Kabid Hubungan Tenaga Kerja, Edi Triyono, mewakili Kepala Disnakertrans Wonogiri, Sri Wiyoso, saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (13/11/2012).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurutnya, dari 30 anak yang dikirim ke sebuah perusahaan melalui pihak sekolah, biasanya hanya 10 anak yang masih bertahan. Sedangkan lainnya memutuskan berhenti bekerja dan kembali ke kampung halaman. Hal itu disebabkan kurangnya pihak sekolah dalam memberikan pengetahuan tentang ketenagakerjaan kepada siswa.

Ia mendapat laporan itu seusai memberikan sosialisasi di SMK Ristek di Kecamatan Nguntoronadi dan SMK Sultan Agung di Kecamatan Tirtomoyo. “Sosialisasi semacam ini baru kali pertama diadakan karena terkendala anggaran. Tahun depan, kami mengusulkan tambahan dana untuk sosialisasi di 10 sekolah. Sebenarnya, ini sangat penting agar para calon tenaga kerja mengetahui peraturan tentang ketenagakerjaan,” ujarnya.

Aturan itu seperti kontrak kerja, fasilitas yang diperoleh saat bekerja dan hak yang diterima para pekerja. Itu tertuang dalam Undang-Undang (UU) No 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Edi menyatakan jika tenaga kerja itu merasa hak yang diperoleh tidak sesuai dengan perjanjian awal, maka bisa mengajukan tuntutan ke Pengadilan Hubungan Industrial.

“Kami harap pengetahuan tentang ketenagakerjaan itu bisa dimasukkan dalam kurikulum yakni di bimbingan konseling (BK). Sehingga para calon tenaga kerja itu memiliki bekal ilmu sebelum bekerja. Dalam seminar pendidikan untuk semua (PUS), hal itu juga dibahas,” imbuhnya.

Di sisi lain, Kepala Dinas Pendidikan Wonogiri, Siswanto, menyatakan siap bekerja sama dengan Disnakertrans untuk pendalaman pengetahuan ketenagakerjaan.

Menurutnya, di 46 SMK di Kabupaten Wonogiri sudah memiliki bursa kerja khusus (BKK) yang melayani pertemuan alumni sekolah masing-masing dengan perusahaan pencari tenaga kerja. BKK juga memberi pengetahuan tentang ketenagakerjaan dan memantau alumni yang telah disalurkan bekerja di perusahaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya