SOLOPOS.COM - ilustrasi.dok

Harianjogja.com, KULONPROGO-Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) Kulonprogo berencana mengkritik Institut Pertanian Bogor (IPB) dalam acara bedah buku Mananam Adalah Melawan yang akan berlangsung di auditorium kampus setempat, 20 November mendatang.

Koordinator PPLP sekaligus penulis buku, Widodo mengungkapkan, sengaja menggunakan kesempatan itu untuk menyentil akademisi di IPB. Dia menganggap, institusi akademik itu selama ini cuma bungkam terhadap rencana eksploitasi pasir besi di Pesisir Kulonprogo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Padahal seharusnya tidak seperti itu. IPB harus aktif dalam menyuarakan kepentingan petani dalam mempertahankan areal pertanian untuk penambangan,” ujar Widodo kepada Harian Jogja, Rabu (6/11/2013).

Ekspedisi Mudik 2024

Hanya, sampai dengan saat ini, pihaknya tidak pernah sedikit pun mendengar IPB menyuarakan statemen agar pertanian di pesisir tidak terampas megaproyek. Sementara dia menganggap pernyataan dari IPB sangat berpengaruh karena institusi itu paling mengetahui mengenai dampak penambangan terhadap tanah pertanian.

“Jadi biar saja orang awam tahu kalau selama ini institusi yang berhubungan dengan pertanian cuma bungkam. Padahal pecinta lingkungan dari luar negeri simpati dengan perjuangan kami,” tandasnya.

Undangan untuk melakukan bedah buku datang dari komunitas pecinta lingkungan dan pertanian di Kota Bogor beberapa waktu lalu. Buku Menanam Adalah Melawan sudah diluncurkan pada April lalu. Buku tulisan Widodo itu berisi tentang gambaran petani pesisir dalam memperjuangkan pertanian dari megaproyek pasir besi.

Dian Yanuardi, aktivis dari Sajogya Institut menilai pengaruh dukungan kaum intelektual di perguruan tinggi sangat besar terhadap upaya mempertahankan lahan pertanian dari ancaman usaha penambangan. Cuma, menurut dia, IPB tidak etis jika serta merta melakukan dukungan. Pasalnya, IPB adalah sebuah institusi akademis sehingga tidak patut jika melakukan aviliasi dengan salah satu kelompok berkepentingan seperti PPLP.

“Dukungan bisa juga diberikan, tapi secara personal masing-masing akademisi di situ. Mereka bisa memberikan dukungan kepada PPLP tidak hanya sebatas pada upaya penolakan megaproyek saja,” jelas Dian yang kini juga kerap berinteraksi dengan ahli-ahli pertanian di IPB.

Dian menjelaskan, kegiatan PPLP cukup kompleks, tidak hanya terfokus pada upaya penolakan tambang besi saja. Dari situlah, lanjut Dian,  pakar-pakar pertanian di lingkungan akademik juga bisa tampil di belakang PPLP untuk memberikan formulasi penggelolaan pertanian yang efektif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya