SOLOPOS.COM - Sejumlah pekerja dibantu pedagang memasnag paving pada akses masuk pasar sisi selatan di Pasar Gemolong, Sragen, saat kondisi masih tutup, Sabtu (25/7/2020). (Istimewa/Waryono)

Solopos.com, SRAGEN – Pasar Gemolong Sragen yang ditutup sementara kini sedang direnovasi. Akses jalan yang becek di dalam pasar dipasangi paving block. Selain itu dilakukan juga perbaikan tempat pembuangan sampah dan tambal sulam lainnya.

Penutupan pasar dilakukan lantaran ada dua pedagang yang terkonfirmasi positif Covid-19. Momentum ini lantas dimanfaatkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen bersama Paguyuban Pedagang Guyup Rukun Pasar Gemolong untuk merenovasi pasar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kabid Penataan Pasar Disperindag Sragen Tommy Isharyanto saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (25/7/2020), menyampaikan pasar sudah ditutup empat hari, yakni mulai Rabu-Sabtu (22-25/7/2020).

Editor Metro TV Diduga Bunuh Diri, Ini Pesan Terakhir ke Pacarnya

Selama penutupan itu Pasar Gemolong Sragen direnovasi supaya tidak kumuh. Kendati nantinya pasar dibuka kembali, pekerjaan renovasi terus berjalan.

“Pembangunan ringan saja sebagai pemeliharaan pasar. Dari paguyuban juga membantu dana untuk perbaikan pasar. Ya, gotong-royong Disperindag dan paguyuban. Renovasi itu hanya pavingisasi akses jalan yang becek, tambal sulam kerusakan pasar, dan perbaikan tempat pembuangan sampah. Total anggaran Rp190 juta dan ditargetkan rampung selama 21 hari,” ujar Tommy.

Tommy menambahkan, rekanan bekerja keras agar renovasi pasar segera selesai. Dia pun mengatakan mayoritas pedagang sudah memahami kebijakan pemerintah.

Habis Beli Paku, Buruh Tani di Juwiring Klaten Meninggal Tertabrak Motor

Kecemburuan Pedagang

Jadi, bentuk kecemburuan yang sempat dirasakan pedagang dianggap wajar sebagai bentuk solidaritas. Seperti para pedagang pasar pagi yang awalnya buka juga sadar untuk tutup bersama pedagang pasar induk.

“Ada juga yang mengusulkan supaya ada kompensasi selama penutupan tetapi itu tidak ada di Disperindag. Kami berkonsultasi ke Kementerian Perdagangan bila memungkinkan adanya kompensasi tersebut,” ujar Tommy.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sragen Joko Saryono menyampaikan tidak ada kebijakan pemberian bantuan kepada pedagang Pasar Gemolong yang tak bisa berjualan karena pasar tutup. Dia mengatakan bantuan jatah hidup hanya diberikan kepada keluarga pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Terkuak! Pria Tersambar Kereta di Sine Sragen Ternyata Mahasiswa Asal Sukodono

Sementara itu, Ketua Paguyuban Guyup Rukun Pasar Gemolong Waryono mengatakan selama tutup pedagang lebih banyak di rumah atau mencari lahan lain untuk berjualan. Seperti di pinggir jalan sekitar Pasar Gemolong. Waryono pun memilih berkebun di rumah setelah membantu pekerjaan renovasi pasar.

Waryono mengatakan selain pavingisasi, paguyuban juga mengecor jalan di depan kiosnya sepanjang 60 meter. Dia mengatakan penutupan pasar menjadi memontum untuk mengecor jalan karena tidak ada orang yang berlalu-lalang.

“Pavingisasi dilakukan di akses pintu dari selatan sepanjang 500 meter dan perbaikan sarana pasar lainnya, seperti tempat pembuangan sampah,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya