SOLOPOS.COM - Halaman terakhir salah satu bab serat tertua di Reksa Pustaka Mangkunegaran Solo. Tertulis "sampun tamat ..." menjadi penanda halaman terakhir. (Istimewa/Bayun Marsiwi)

Solopos.com, SOLO — Reksa Pustaka atau perpustakaan di Pura Mangkunegaran Solo menyimpan banyak koleksi buku, manuskrip, dan arsip-arsip tekstual lainnya dari sejak awal berdirinya praja tersebut.

Dari sekitar 764 koleksi manuskrip di Reksa Pustaka, ada satu manuskrip tertua yang tersimpan di sana. Manuskrip tertua tersebut tidak disimpan berdampingan dengan ratusan manuskrip lainnya.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun secara eksklusif disimpan di almari terpisah yang kini berada di lantai bawah Reksa Pustaka. Petugas pelayanan manuskrip Perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran Solo, Bayun Marsiwi, mengatakan manuskrip tertua di Reksa Pustaka berjudul “Sejarah Nabi Adam Dumugi Ratu-Ratu Tanah Jawa”.

Baca Juga: Butuh Waktu Lama, Begini Proses Digitalisasi Naskah Mangkunegaran Solo

Manuskrip tersebut ditulis pada 1769 oleh KGPAA Mangkunagoro (MN) I. “Itu serat yang ditulis Mangkunagoro I. Sejarah Nabi Adam Dumugi Ratu-Ratu Tanah Jawa. Tahun 1769,” kata Bayun saat diwawancarai Solopos.com, Selasa (22/3/2022).

Karya Mangkunagoro I tersebut ditulis menggunakan aksara pegon Arab (huruf Arab dengan bahasa Jawa) dan aksara Jawa. Adapun isinya beragam. Bayun mengatakan manuskrip tersebut memuat silsilah Nabi Adam, sejarah pangiwa panengen (hal-hal yang baik dan buruk), doa-doa, dan lain-lain.

Aksara Pegon

Bayun menunjukkan salah satu halaman manuskrip tertua milik Mangkunegaran Solo yang ada di ponselnya. Terdapat aksara pegon dengan tinta hitam dan merah pada halaman yang sama.

Baca Juga: Digitalisasi Reksa Pustaka Jadi Prioritas Bhre MN X, Begini Progresnya

Berdasarkan hasil observasi Solopos.com, halaman tersebut bertuliskan “Allahu alaihi wa salama ala khairi khalqihi Muhammadin wa alihi ajma’in bi rahmatika ya arhamarrahimin. Sampun tamat hikmah kanzul arsy kang agung muga kang amberkati ing dunya miwah ing tembe ing akherat. Wallahu a’lam”.

Tepat di bawahnya, terdapat iluminasi berupa kumpulan bunga dengan dominasi warna merah dan biru. “Aksaranya pegon, terus ada Jawanya. Ini [foto manuskrip] bagian terakhir dari salah satu bab. Masih ada bab lainnya. [Gambar] Iluminasi, soalnya tidak ada hubungan konteksnya dengan isi naskah [pada halaman tersebut],” jelas Bayun.

Sementaa itu, pengelola perpustakaan Reksa Pustaka Mangkunegaran Solo, Darweni, mengatakan manuskrip tertua tersebut memang secara eksklusif disimpan. Manuskrip tersebut belum diizinkan untuk diakses dan diteliti oleh pengunjung.

Baca Juga: Jadi Pemimpin Pura Mangkunegaran, Ini Program Prioritas Bhre

Penelitian

Namun, pengunjung masih boleh mengakses karya-karya lain. Seperti Wedhatama, Tripama, dan Laksitaraja karya KGPAA Mangkunagoro IV. “Kalau ini memang disimpan, belum boleh untuk penelitian. Kalau yang lain misal karya Mangkunagoro IV karyanya sudah banyak tersebar ya. Tapi aslinya ada di sini. Misalnya Wedhatama, Tripama. Laksitaraja,” imbuh Darweni.

Reksa Pustaka Mangkunegaran Solo terdiri atas dua unit. Unit pertama menyimpan manuskrip, buku sejarah dan budaya Mangkunegaran. Unit kedua menyimpan arsip-arsip tekstual milik Mangkunegaran.

Seperti diketahui, saat ini, Mangkunegaran Solo di bawah kepemimpinan Bhre Cakrahutomo sebagai KGPAA Mangkunagoro X tengah memproses digitalisasi naskah dan manuskrip. Kegiatan ini menjadi program prioritas Bhre dalam upaya menyelamatkan dan melestarikan naskah-naskah kuno agar bisa dipelajari terus di masa mendatang tanpa khawatir akan rusak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya