SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, KARANGANYAR — Kepala Dusun Sroyo, Desa Sroyo, Jaten, Karanganyar, Didik Nugroho, 28, memberikan tanggapannya atas tudingan warga yang menyebutnya tidak netral saat pemilihan kepala desa (pilkades) 20 Februari lalu.

Dia mengaku netral menanggapi tudingan warga yang disampaikan saat demo pada Kamis (21/2/2019) lalu juga soal tuntutan warga agar dia dicopot dari jabatan yang baru delapan bulan disandangnya itu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Selagi belum ada surat resmi dari pemerintah desa, saya akan tetap bertugas sesuai yang diamanahkan kepada saya sebagai kepala dusun [kadus]. Ini menjadi pembelajaran untuk saya. Semua warga saya anggap sama, saya sayangi mereka, lindungi mereka, dan membina mereka lebih baik,” katanya kepada Solopos.com saat ditemui di ruang kerjanya di Kantor Desa Sroyo, Senin (25/2/2019).

Didik yang juga sebagai panitia Pilkades Sroyo, mengaku bingung dengan tuduhan yang diarahkan kepadanya mengenai ketidaknetralan dalam Pilkades. Ia mengakui ayahnya menjadi tim sukses salah satu calon kepala desa, Yulianto, warga Dukuh Karangasem.

Didik mengaku terbuka dengan semua calon kepala desa yang berkunjung ke Dusun Sroyo. Dia menyambut calon yang menyosialisasikan program-programnya di wilayah Dusun Sroyo. Namun, saat proses sosialisasi ia tidak melibatkan diri.

“Lima hari sebelum Pilkades sudah ramai mengenai hal tersebut [tuduhan tidak netral]. Saya sadar, saya mengajukan pengunduran diri sebagai panitia Pilkades kepada ketua panitia pada H-1 daripada saya terus bertugas dan menumbulkan masalah. . Namun tidak bisa. Saya memutuskan tidak bertugas sebagai KPPS [Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara] pada hari H,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, warga RW 009 dan RW 010 Sroyo menuntut Kadus Sroyo dicopot dari jabatannya karena dianggap tidak netral saat Pilkades dan menggunakan fasilitas aula hingga larut malam.

Didik menjelaskan fasilitas aula ia beli sejak diangkat menjadi Kadus Sroyo. Tujuannya sebagai wadah warga untuk kegiatan positif seperti Posyandu dan PKK. Dia mengaku mempercayakan seseorang untuk menjaga tempat tersebut.

Aula selalu dikunjungi warga Sroyo. Di tempat tersebut disediakan fasilitas, antara lain karaoke, televisi, dan permainan catur. “Tidak setiap hari untuk karaoke, hanya malam Minggu. Waktunya dibatasi. Semua warga bisa akses tempat tersebut, tidak dikunci. Tapi saya tidak mengawasi karena saya dan keluarga tidur di rumah yang lain. Pernah ada teguran dari warga sebelumnya, saya juga sampaikan kepada penjaga supaya tidak terlalu malam. Kita tidak awasi terus-terusan. Setelah kejadian Jumat, sudah tidak ada kegiatan malam hari,” ujarnya.

Kepala Desa Sroyo, Yulianto, mengatakan baru Senin itu masuk kerja setelah cuti. Dia mengaku belum mengikuti perkembangan tuntutan dari warga Dusun Sroyo. Dia mengatakan belum menerima laporan secara tertulis dari warga hingga pukul 09.30 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya