SOLOPOS.COM - Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo dan mendiang Brigadir Josua (J). (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Keluarga Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J marah besar karena anak mereka yang tewas diterjang peluru dituding melecehkan istri atasannya, Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Ferdy.

Menurut keluarga, selain mempunyai kepribadian yang baik mendiang Brigadir J juga punya kekasih dan sedang mempersiapkan pernikahan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Iya, kalau dia sudah jadi perwira akan segera menikah. Vera Simanjuntak namanya. Mamaknya bilang ‘sabar Nak. Tujuh bulan lagi jadi perwira kok, sabar dulu’,” ujar bibi mendiang Brigadir J, Rohani Simanjuntak, seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube CNNIndonesia, Jumat (15/7/2022). .

Rohani menambahkan, pada hari meninggalnya Brigadir Josua keluarga Vera Simanjuntak datang ke rumah duka.

Baca Juga: Polri Janji Transparan, Kasus Baku Tembak Diusut Secara Ilmiah

“Kemarin keluarganya Vera datang untuk memberikan perpisahan untuk Josua,” tambahnya.

Rohani menyatakan, tudingan pelecehan itu sangat menyakitkan bagi keluarga besar Brigadir J.

Menurut mereka, Brigadir J mempunyai kepribadian yang baik sehingga tidak mungkin melecehkan istri orang, apalagi istri atasannya yang seorang jenderal.

“Gak mungkin ia sebejat itu. Jangankan melecehkan, kepada Bapak Jenderal Ferdy Sambo itu dia sangat hormat dan sangat dipercaya. Saking dipercayanya, untuk belanja saja menyuruh anak kami. Masak dia melakukan sekeji itu, ndak mungkin lah,” ujarnya.

Baca Juga: Keluarga Tak Terima Tudingan Brigadir J Lecehkan Istri Kadiv Propam

Keluarga Brigadir J tak percaya keterangan Polri bahwa anak mereka melecehkan istri Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Ferdy. Mereka menuntut kasus tewasnya Brigadir J diusut secara tuntas dan adil.

Versi polisi, tindakan melecehkan istri Kadiv Propam itu yang menjadi pemicu baku tembak Brigadir J dengan Bharada E.

Brigadir J tewas tertembus tujuh peluru yang keluar dari pistol Bharada E yang merupakan ajudan Kadiv Propam.

Baca Juga: Dipimpin Wakapolri, Tim Gabungan Usut Kasus Adu Tembak Dua Polisi

Rohani menambahkan, Brigadir J adalah sosok yang sangat hormat kepada orang tua. Yosua juga bukan sosok yang bermasalah dengan perilaku terhadap perempuan.

“Dia orangnya sangat disiplin dan sangat hormat kepada orang tua apalagi atasannya, tidak mungkin melecehkan istri atasannya,” tandasnya.

Keluarga menuntut kamera CCTV yang ada di rumah dinas Kadiv Propam dibuka ke publik. Hal itu untuk memastikan bahwa anak mereka bersalah atau tidak.

Baca Juga: Dua Ajudan Saling Tembak Berujung Maut, Kadiv Propam Bakal Dicopot?

“Buka CCTV-nya, masak rumah jenderal tidak ada CCTV-nya. Kalau tidak mau dibuka, berarti ada yang ditutup-tutupi,” tandasnya.

Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat menyebut ada kejanggalan dalam peristiwa kematian anaknya di rumah dinas Kadiv Propam.

“Katanya anak saya yang pertama kali menembak. Ada yang kena? Tidak katanya. Kok aneh. Katanya Bharada E bisa menghindar dari jarak lima sampai tujuh meter. Kok hebat, bisa menghindari peluru,” katanya.

Baca Juga: Mendiang Brigadir J Adu Tembak dengan Petembak Nomor 1 Brimob

Samuel menuntut kasus tewasnya sang anak diusut tuntas. Ia tidak terima anaknya dicap sebagai pelaku pelecehan terhadap istri Kadiv Propam dan ditembak mati.

“Buka CCTV-nya. Usut tuntas! Itu rumah jenderal bintang dua lho. Rumah jenderal itu pengamanannya tinggi, pasti ada CCTV-nya. Tapi katanya tidak ada. Kok aneh,” kecamnya.



Kapolri telah membentuk tim gabungan khusus yang dipimpin oleh Wakapolri bersama Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum), Kabaresrim, Kabaintelkam, Asisten Kapolri bidang SDM, lalu melibatkan fungsi dari Provost dan Paminal.

Baca Juga: Bharada E, Penembak Brigadir J Ternyata Pelatih Menembak Brimob

Tim ini juga melibatkan mitra eksternal Polri, yakni Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Komnas HAM.

Desakan untuk mencopot Kadiv Propam Irjen Pol. Ferdy Sambo disampaikan oleh Indonesia Police Watch (IPW) agar memperoleh kejelasan motif dari penembakan yang terjadi di antara ajudannya.

Baca Juga: Kasus Saling Tembak Polisi Aneh, Kapolri Diminta Transparan ke Publik

Senada dengan IPW, pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto berpandangan bahwa peristiwa terjadi di kediaman Kadiv Propam Polri dan korban sebagai ajudannya sehingga sulit untuk menghindari asumsi-asumsi negatif yang muncul di tengah masyarakat apabila Irjen Pol. Ferdy Sambo masih menjabat.

“Karena akan diragukan obektivitasnya, Kapolri harus segera mengambil langkah yang tegas dan jelas terkait hal ini dengan menonaktifkan Irjen Pol. Sambo sebagai Kadiv Propam,” kata Rukminto.

Baca Juga: Presiden Minta Saling Tembak Polisi Berujung Maut Diusut Tuntas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya