SOLOPOS.COM - Kondisi lantai II Pasar Depok Solo, Jumat (10/11/2017). (Bayu Jatmiko Adi/JIBI/Solopos)

Kondisi lantai II Pasar burung Depok Solo kini sepi.

Solopos.com, SOLO — Sebagian besar los di lantai II Pasar Burung dan Ikan Hias Depok, Solo, tutup. Kondisi pasar tersebut dinilai sepi pengunjung sehingga para pedagang memilih menutup los mereka.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pedagang berharap pasar kembali ramai agar perekonomian pedagang meningkat.
Menurut informasi, jumlah los di lantai II pasar tersebut berjumlah 116 unit. (Baca: Rp250 Juta Berputar Setiap Hari di Pasar Burung Depok)

Los ditempati pedagang burung, sangkar burung, makanan, dan sebagainya. Namun saat ini tidak semua los tersebut buka.

Menurut Ketua Paguyuban Taman Pasar Burung Depok, Suwarjono, kondisi tersebut sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu. “Sejak dulu sudah banyak yang tidak buka. Sempat kami coba untuk mengajak pedagang agar membuka los untuk meramaikan pasar sehingga pada sekitar 2015 lalu jumlah los yang buka bisa mencapai sekitar 30 persen. Tapi kini sejak awal 2017 tutup lagi,” kata dia saat ditemui Solopos.com di Pasar Burung dan Ikan Hias Depok, Jumat.

Menurut Suwarjono, saat ini tinggal sekitar 30 los yang aktif dan sisanya tutup. Meskipun ada juga beberapa los masih digunakan untuk menyimpan barang dagangan. (Baca:

“Ada yang hanya buka sebentar lalu tutup lagi. Pemiliknya datang paling hanya untuk memberi makan [burung] kemudian tutup lagi. Ada yang sama sekali tidak buka,” kata dia.

Terkait kondisi tersebut dia pun tidak bisa berbuat apa-apa sebab Suwarjono mengakui kondisi pasar saat ini memang sepi. Los di lantai II jarang dikunjungi pembeli. Bahkan pada hari Minggu saat pasar ramai pengunjung, lantai II tetap sepi.

“Kalau yang memanfaatkan tempat ini sebagai sampingan mungkin masih bisa bertahan. Tapi kalau los ini menjadi satu-satunya tumpuan penghasilannya ya susah,” tutur dia yang juga memiliki los di lantai II pasar tersebut.

Menurutnya kondisi pasar sudah jauh berbeda dibandingkan sebelum direvitalisasi. Penjualan pedagang turun drastis. Dia memperkirakan penjualan saat ini turun hingga 70 persen dibandingkan sebelum pasar direvitalisasi.

“Dulu bentuk pasar masih tradisional, tapi lebih mudah mendapatkan keuntungan,” kata dia.

Dia menilai keberadaan los di lantai II menjadi tantangan tersendiri bagi pengunjung untuk mendatanginya.
Faktor lain yang diduga menjadi salah satu penyebab sepinya pasar adalah adanya jual beli secara online.

Dia mengatakan dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi tersebut orang sudah bisa mendapatkan apa pun secara mudah tanpa perlu ke pasar. “Tidak perlu ke pasar, tidak perlu retribusi, barang laku dan sudah mendapatkan untung. Ya, mungkin ke depan saya pun akan memilih cara itu jika di pasar sudah tidak bisa berkembang,” kata dia.

Di sisi lain dia mengatakan selama ini di pasar tersebut sudah digelar berbagai lomba burung untuk menarik perhatian masyarakat agar datang ke pasar. Namun hal itu belum berpengaruh banyak untuk mendongkrak jumlah pengunjung khususnya di lantai II.

Sementara itu, Kepala Pasar Burung dan Ikan Hias Depok, Nur Rahmadi, mengakui banyak pedagang di lantai II yang menutup los mereka. “Hanya beberapa yang bertahan, khususnya yang grosir di sisi belakang. Kami akan mencoba menggelar acar-acar lagi agar lebih ramai,” kata dia saat ditemui Solopos.com di pasar tersebut, Jumat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya