SOLOPOS.COM - Pasar Pucangsawit yang ditinggal pedagang (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Pasar Pucangsawit yang ditinggal pedagang (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SOLO — Tiga pasar tradisional di Kota Solo, yakni Pasar Ayu, Panggungrejo dan Pucangsawit dalam kondisi kritis karena ditinggal pergi pedagang. Kondisi ini membuat Dinas Pengelola Pasar (DPP) berencana mencabut surat hak penempatan (SHP) pedagang yang meninggalkan pasar.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala DPP Solo, Subagiyo, saat ditemui wartawan di Balaikota, Selasa (28/5/2013), mengatakan sejumlah SHP di Pasar Ayu, Pasar Panggungrejo dan Pasar Pucangsawit akan dipertimbangkan untuk dicabut. Hal itu tak terlepas dari mangkraknya kios yang disediakan bagi pedagang.
“Pencabutan SHP merupakan konsekuensi penelantaran aset yang sudah diberikan,” ujarnya.

Pascarevitalisasi, kondisi ketiga pasar ini tidak kunjung bergairah. Pasar Pucangsawit ditinggal separuh lebih pedagangnya dari total 201 los dan kios yang disediakan. Kondisi hampir serupa dialami Pasar Panggungrejo dan Pasar Ayu. Mayoritas pedagang di lantai dua memilih hengkah lantaran minimnya pembeli. Untuk Pasar Ayu, Subagiyo meminta pedagang membuat pernyataan kesanggupan melepas SHP untuk diberikan ke PKL lain.

“Ada 27 pedagang yang meninggalkan kios. Rencananya SHP akan dilimpahkan pada PKL di Jl S Parman atau sekitarnya,” tutur dia.

Sebelumnya, DPP telah mencabut 16 SHP di Pasar Panggungrejo. Pihaknya berkomitmen memberikan SHP kepada pedagang yang serius berjualan di lokasi tersebut. “Selain merugikan pedagang lain, penelantaran kios bisa menyulitkan penarikan retribusi pasar,” kata dia.

Khusus Pasar Pucangsawit, pihaknya mengupayakan redesain dengan menggabungkan dua kios menjadi satu. Ditengarai, pedagang enggan menempati kios lantaran ukurannya terlalu sempit. Luas satu kios sekitar dua meter kali tiga meter persegi.

“Dinding pemisah bakal dibongkar agar kios bertambah luas. Dananya akan diusulkan di APBD Perubahan 2013,” ucap Subagiyo.

Ketua Komisi III DPRD Solo, Honda Hendarto, meminta DPP mengevaluasi kondisi seluruh pasar tradisional sebelum merealisasi revitalisasi pasar. Menurut Honda, pengalihan SHP tidak menjawab permasalahan pasar yang sebenarnya. Ia menandaskan pentingnya karakter pasar dalam merebut hati konsumen.

Simak berita terkait : http://digital.solopos.com/file/28052013/

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya