SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Makasar – Ketua Kesatuan Pemotong Ternak Besar Makassar, Alimuddin mengaku resah dengan adanya penyebaran bakteri antraks di Maros. Menurutnya, sejak ada kasus tersebut, produksi daging di pasar cenderung turun.

Sebelum ada kasus, setiap hari anggota kelompok ini yang berjumlah 11 orang penjual daging bisa memotong tiga ekor sapi dengan berat rata-rata 300 kilogram. Tapi setelah ada antraks, satu penjual  tinggal memotong 1-2 ekor sapi. “Permintaan turun karena adanya kasus antraks,” kata dia Selasa (6/4).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Itu sebabnya, ia meminta pengelola rumah potong hewan untuk sementara waktu tidak mengambil daging yang berasal dari Maros. Selain itu, pengawasan terhadap hewan-hewan lainnya dari daerah pemasok hewan dilakukan pengawasan ketat mulai saat hidup sampai saat dalam bentuk daging.

Saat ini, pasokan sapi didatangkan dari Bone, Sengkang, Sinjai, dan Jeneponto. Setiap hari, untuk satu kali pengiriman didatangkan 28 ekor. Permintaan untuk daging lokal di Makassar turun satu pekan terakhir.

Tempointeraktif/ tiw

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya