SOLOPOS.COM - Anggota komunitas Omah Ulo, Bintang Putra Sadewa, menunjukan ulartaliwongso di basecamp Omah Ulo, Purbayan, Singopuran, Kartasura, Jumat (3/1/2020). (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, SUKOHARJO – Belakangan ini sejumlah warga di Soloraya dibuat resah dengan serangan maupun penemuan ular di lingkungan rumah. Bukan hanya musim telur ular menetas, teror ular ini terjadi lantaran habitat mereka rusak akibat ulah manusia.

Predator ular, seperti biawak, garangan, burung hantu, elang dan binatang lainnya mulai berkurang. Hal itu disebabkan adanya perburuan liar yang dilakukan oleh sebagian orang.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Karena rantai makanan tidak seimbang, akhirnya populasi ular tidak ada yang memakan. Predator yang seharusnya memakan ular jumlahnya semakin menurun, sehingga jumlah ular semakin banyak,” kata Bintang Putra Sadewa, saat ditemui Solopos.com di basecamp Omah Ulo, Purbayan, Singopuran, Kartasura, Sukoharjo, Jumat (3/1/2020).

Warga yang menemukan ular dan butuh bantuan bisa menghubungi komunitas Omah Ulo. Komunitas yang beranggotakan 30 orang tersebut pada mulanya merupakan komunitas Snake Rescue Boyolali (SRB). Karena sebagian anggota bukan asli warga Boyolali, akhirnya mereka mendirikan komunitas sendiri di Kartasura dengan nama Omah Ulo.

Fokus kegiatan yang dilakukan komunitas Omah Ulo yakni penyelamatan (rescue) ular dan edukasi kepada masyarakat mengenai penanganan ular.

“Jika ada permohonan bantuan penyelematan ular anggota kami langsung menemui lokasi tersebut, wilayahnya se-Soloraya. Untuk edukasi kita lakukan kepada masyarakat dan sekolah. Edukasi tersebut berupa pengenalan jenis ular dan cara penanganannya,” terang Bintang Putra Sadewa.

Selain membantu masyarakat dalam penanganan ular, komunitas Omah Ulo juga bertujuan menjaga ekosistem alam. Rantai makanan pada hewan dan tumbuhan tetap terjaga.

“Jangan sampai anak keturunan nanti mengenal istilah ulonusaurus. Artinya karena ular punah generasi masa depan dibuat bingung bentuk ular itu seperti apa. Apakah punya kaki? Seperti yang digambarkan dinosaurus saat ini? Dugaan-dugaan tersebut kami harap tidak terjadi untuk generasi masa depan,” kata Samudra Budi.

Cara penangkapan ular yang dilakukan tergantung panjang dan ukuran ular. Jika panjang ular di bawah satu meter, anggota komunitas Omah Ulo menggunakan alat snake hook dan grab stick. Untuk ukuran ular di atas 1,5 meter menggunakan alat seadanya, seperti bambu, kayu dan alat pendukung lainnya.

“Pada prinsipnya sama, alat-lat tersebut digunakan untuk menahan kepala. Setelah tertahan kemudian kami pegang menggunakan jari. Yang terpenting ada jarak antara kepala ular dengan penangkap,” ujar Bintang Putra Sadewa.

Salah satu anggota komunitas Omah Ulo lainnya, Samudra Budi, mengatakan tidak ada spesifikasi jenis ular yang sulit ditangkap.

“Jika ada alatnya, ketika menangani ular jenis apapun bisa teratasi. Hanya saja jika ada ukuran ular lebih besar pastinya penangananya lebih lama,” kata Samudra Budi.

Bintang Putra Sadewa mengatakan, ular yang ditangkap dibawa ke basecamp kemudian di rehabilitasi selama satu pekan. Setelah itu ular dilepas ke habitatnya.

“Untuk lokasi pelepasan tidak kami bocorkan, karena ada kekhawatiran lokasi tersebut jadi buruan. Pada intinya lokasinya jauh dari permukiman warga. Kami juga mellihat ketersediaan pangan ular atau rantai makanan di lokasi tersebut. Jika makanan ular di lokasi tidak ada kami mencari lokasi lain,” beber dia.

Tetapi, tidak semua hasil penyelamatan ular di bawa ke basecamp. Jika dalam perjalanan pulang ada lokasi atau habitat ular yang cocok, ular akan dilepaskan di lokasi tersebut.

“Dari November 2019 hingga sekarang yang kami bawa pulang sekitar 30 ekor ular. Selain itu kami juga menerima jasa penitipan ular. Hal itu bisa menambah biaya operasional komunitas kami. Karena saat melakukan penangkapan ular kami tidak memungut biaya, biaya operasional hanya dari anggota,” kata Bintang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya