SOLOPOS.COM - Api menyala saat disulutkan dengan makanan cumi-cumi yang diproduksi oleh salah satu industri rumah tangga di Kelurahan Jagalan, Jebres. BPSK Solo menduga makanan tersebut mengandung zat-zat tertentu yang membahayakan kesehatan. Foto diambil, Selasa (31/7/2012) di BPSK. (Aries Susanto/JIBI/SOLOPOS)


Api menyala saat disulutkan dengan makanan cumi-cumi yang diproduksi oleh salah satu industri rumah tangga di Kelurahan Jagalan, Jebres. BPSK Solo menduga makanan tersebut mengandung zat-zat tertentu yang membahayakan kesehatan. Foto diambil, Selasa (31/7/2012) di BPSK. (Aries Susanto/JIBI/SOLOPOS)

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

SOLO–Badan Penyelesai Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Solo menemukan makanan ringan yang diduga dicampur bahan kimia dari plastik.

Saat disulut dengan korek api, makanan yang kerap disebut cumi-cumi tersebut langsung menyala dan mengeluarkan bau menyerupai plastik terbakar. “Makanan ini tanpa label dan tak diketahui kandungan bahan-bahannya. Saat ini beredar luas di masyarakat,” kata Tuti Budi Rahayu, Koordinator Kesekretariatan BPSK Solo kepada Solopos.com, Selasa (31/7/2012).

Menurut Tuti, kecurigaan atas makanan tersebut ia ketahui, Senin (30/7/2012) malam. Saat itu, salah satu puteranya tengah bemain api sambil membakar salah satu makanan tersebut. Tanpa disangka, makanan tersebut terbakar seperti lilin yang lambat laun kian membesar apinya. Tak hanya itu, makanan tersebut juga mengeluarkan asap menyerupai plastik terbakar.

Setelah terbakar, makananan melelehkan suatu zat seperti campuran minyak goreng dengan zat-zat tertentu. “Saya kira hanya sepotong makanan itu saja. Tapi, setelah yang lainnya saya bakar, juga mengalami hal serupa,” terangnya.

Atas hal itulah, Tuti langsung membawa sebungkus makanan tersebut ke BPSK untuk diuji lab lebih lanjut. Sebab, dugaan sementara makananan tersebut bercampur dengan bahan kimia plastik agar menimbulkan kesan renyah. “Makanan ini kegemaran masyarakat saat Lebaran. Selain rasanya renyah, harganya juga murah, yakni Rp7.000/ bungkus,” paparnya.

Tuti mengaku mendapatkan makanan tersebut dari salah satu usaha industri rumah tangga berskala cukup besar di Kelurahan Jagalan, Jebres. Meski belum dipastikan apa isi kandungan makanan tersebut, namun Tuti meminta masyarakat agar berhati-hati dalam membeli makanan menjelang Lebaran. Tuti juga mengingatkan agar setiap usaha industri rumah tangga mencantumkan daftar harga serta bahan makanan agar konsumen juga tak dirugikan.

Ketua BPSK, Bambang Ary Wibowo menambahkan, atas temuan tersebut, pihaknya akan menyampaikan kepada pihak terkait. Selanjutnya, masyarakat yang merasa dirugikan bisa juga mengadu langsung ke BPSK. “Tugas kami ialah mengawasi. Namun, jika ada laporan dari konsumen, kami bisa memproses hingga melimpahkan ke kepolisian,” terangnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya