SOLOPOS.COM - Para pekerja beraktivitas di proyek pembangunan factory sharing Gemolong, Sragen, baru-baru ini. (Istimewa/Diskumindag Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Pembangunan factory sharing atau rumah produksi bersama di Kelurahan Kragilan, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, ditargetkan selesai 2 Desember 2022. Factory sharing tersebut diharapkan mulai beroperasi pada 2023 dan melayani 900 industri kecil menengah (IKM) mebel di Kecamatan Kalijambe dan Kecamatan Gemolong, Sragen.

Kini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen menyiapkan tiga opsi siapa yang akan mengelola factory sharing tersebut. Opsi tersebut adalah koperasi, badan usaha milik daerah (BUMD), dan unit pelaksana teknis daerah (UPTD).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Pada Rabu (19/10/2022) Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, bersama Kabid Industri dan UKM Diskumindag, Oktafianto, meninjau progres pembangunan rumah produksi bersama itu.

Cosmas menerangkan progres pekerjaan pembangunan factory sharing sudah mencapai 35%, sesuai target volume pekerjaan. Sesuai kontrak, proyek senilai Rp18 miliar itu harus selesai pada 2 Desember 2022. Sementara proyek pengadaan mesin senilai Rp8,4 miliar juga ditarget selesai awal Desember. Dia mengatakan total nilai bangunan Rp27 miliar dan untuk pelatihan-pelatihan senilai Rp3 miliar.

Baca Juga: Progres Pembangunan Factory Sharing Gemolong Sragen 30 Persen

“Ada dua bangunan di factory sharing, yakni gedung hanggar dan gedung pengelolaan. Luas lahannya sampai 7.000 meter persegi. Ke depan, factory sharing itu konsepnya jual jasa sehingga ada retribusi untuk pendapatan daerah. Untuk pengelolanya masih dalam pembahasan,” jelas Cosmas saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (19/10/2022).

Dia mengatakan dalam pembahasan kelembagaan melibatkan organisasi perangkat daerah (OPD). Berdasarkan hasil focus group discussion (FGD), sebut dia, muncul ada tiga opsi kelembagaan tadi.

Factory sharing itu nanti melayani 900 IKM yang terdiri atas 600 IKM di Kalijambe dan 300 IKM di Gemolong. Factory sharing ini mendekatkan pelayanan kepada IKM mebel. Dengan adanya factory sharing maka para IKM bisa memproduksi dengan skala ekspor sehingga bisa bersaing dengan industri besar. IKM yang tidak punya alat bisa dilayani di factory sharing,” ujar Cosmas yang diamini Octafianto.

Baca Juga: Dana Pembangunan Factory Sharing di Gemolong Melonjak 2 Kali Lipat

Lebih lanjut, dia mengatakan akan ada perekrutan tenaga kerja jelang factory sharing dioperasikan atau awal 2023. Sejauh ini sudah ada penyertaan modal awal untuk opersional senilai Rp700 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya