SOLOPOS.COM - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) RI, Tjahjo Kumolo, saat memberikan keterangan kepada wartawan seusai melaunching Mal Pelayanan Publik Kabupaten Madiun, Rabu (24/11/2021). (Madiunpos.com/Abdul Jalil)

Solopos.com, MADIUN — Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN RB), Tjahjo Kumolo, mengatakan dirinya sedang belajar dari wartawan terkait inovasi kerja.

Tjahjo menyampaikan itu saat melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Kabupaten Madiun, Rabu (24/11/2021). Dia meresmikan Mall Pelayanan Publik (MPP) Kabupaten Madiun.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saat itulah, sejumlah wartawan menanyainya tentang cuitan mantan Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti, melalui akun Twitter pribadi, @susipudjiastuti. Susi mengusulkan restrukturisasi atau penataan kembali Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Baca Juga : Jangkau Pedalaman, Nakes di Sulbar Angkut Vaksin dengan Kuda

Ekspedisi Mudik 2024

Menanggapi hal itu, Tjahjo malah mengaku sedang belajar dari wartawan terkait upaya membangun PNS profesional dan inovasi kerja.

“Tanya Bu Susi saja lah. Bu Susi kan tidak pernah ngurusi PNS,” kata Tjahjo.

Dia menyampaikan penting membangun PNS profesional dan mempercepat inovasi bekerja. Tjahjo menyampaikan melihat wartawan sedang melakukan dua hal itu.

Baca Juga : Tak Dilewati Tol Solo-Jogja tapi 4 Desa di Klaten Terima UGR, Kok Bisa?

Sebelum ini, kata dia, wartawan mencari berita kemudian menulis berita (secara manual menggunakan mesin ketik dan alat lain saat itu). Selanjutanya, berita masuk ke redaktur pelaksana dan menjadi berita yang disajikan kepada publik.

Tetapi, kerja-kerja jurnalistik tersebut berubah setelah ada smartphone. Pekerjaan wartawan lebih cepat.

“Saya belajar dari temen-temen pers. Sekarang lewat handphone saja bisa langsung mengirim berita. Itu satu orang cukup. Tidak harus dua orang, kameramen dan reporter. Satu orang cukup. Kecepatan memberikan informasi, kecepatan inovasi, kecepatan melayani. Itu yang kami inginkan (terhadap PNS),” jelasnya.

Baca Juga : Pria Kulonprogo Yang Hilang Misterius Ditemukan Mengambang di Sungai

Menpan menuturkan jumlah PNS 4,2 juta orang. Dia beralasan Indonesia negara besar maka keberadaan PNS profesional itu penting. Selain profesional, PNS dituntut memahami teknologi sehingga mempercepat pelayanan masyarakat.

“Pandemi Covid-19 ini ada hikmahnya. Sekarang orang Madiun kalau dipanggil rapat ke Jakarta, tidak harus ke Jakarta. Cukup virtual saja,” tutur dia.

Cuitan Susi

Di sisi lain, mantan Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi Pudjiastuti, melalui akun Twitter pribadi, @susipudjiastuti, menyinggung tentang penataan PNS. Susi menyampaikan 40 persen PNS cukup untuk melayani masyarakat. Tetapi, dengan catatan PNS tersebut berkualitas.

Baca Juga : Duh! Ginting Tersingkir di Babak Pertama Indonesia Open 2021

Dampak apabila pemerintah hanya menggunakan 40 persen dari total PNS saat ini adalah peningkatan kesejahteraan PNS. “Saya yakin roda dg kualitas SDM yg lebih baik jumlah PNS 40% sudah lebih dari cukup. Beri gaji yang cukup & pantas sejajar dg swasta karena yg bagus2 memang layak. Dg jumlah 40% dr sekarang bisa diberikan gaji 3 sd 4xnya supaya tidak korupsi,” tulis Susi yang dikutip Madiunpos.com.

Susi mengatakan perbankan telah menata pegawai. Bahkan, Susi menjelaskan strategi memangkas PNS secara bertahap. Setiap departemen bisa memotong 30 persen pegawai dalam dua tahun.

Secara bertahap, melakukan rekrutmen baru 10 persen dari lulusan cumlaud maupun dari tol class. Proses rekrutmen tersebut bisa dilakukan dua tahun sekali.

Baca Juga : Limbah PT RUM Cemari Bengawan Solo, Pemkab Sukoharjo Tak Berkutik

“Sudh saatnya PNS direstrukturisasi, Perbankan telah melakukan, Tiap departement bisa potong 30% pegawainya dlm 2 thn & bertahap rekrut baru 10% yg cumlaude/top class, lakukan 2 thn sekali. Thn ke 3 lakukan hal yg sama; Dlm 6 thn PNS ada sisa 40% jumlah PNS & 30% yg hebat.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya