SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, JAKARTA — Calon Presiden Prabowo Subianto enggan mengomentari terkait dengan pembunuhan 31 orang pekerja Proyek Istaka Karya yang sedang membangun jembatan di Kali Yigi dan Aurak, Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua, yang diduga dibunuh kelompok bersenjata.

“Ya apa yang mau saya jawab? Kan ada pihak yang berwenang. Saya di sini [Jakarta],” katanya seusai menghadiri Hari Disabilitas Internasional di Jakarta, Rabu (5/12/2018).

Promosi UMKM Binaan BRI Ini Jadi Kuliner Rekomendasi bagi Pemudik di Pekalongan

Kepala Dinas Penerangan Daerah Militer XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi mengatakan bahwa kronologi pembunuhan 31 pekerja proyek jembatan di Nduga, Papua, telah disandera kelompok bersenjata sejak Sabtu (1/12/2018). Ini diketahui dari keterangan seorang korban selamat, karyawan PT. Istaka Karya, Jimmy Aritonang.

Menurut keterangan Jimmy, pada hari Sabtu itu seluruh karyawan PT Istaka Karya memutuskan tidak bekerja ada peringatan hari kemerdekaan KKSB (Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata).

“Ada upacara peringatan 1 Desember yang diklaim sebagai hari kemerdekaan KKSB dan dimeriahkan dengan upacara bakar batu bersama masyarakat,” kata Aidi melalui keterangan pers, Rabu (5/12/2018).

Sementara itu, pukul pukul 15.00 WIT sekitar 50 orang bersenjata mendatangi camp PT Istaka Karya dan memaksa seluruh karyawan yang berjumlah 25 orang untuk keluar. Mereka lalu digiring menuju Kali Karunggame dalam kondisi tangan terikat.

Pagi harinya, para pekerja dibawa berjalan dengan tangan terikat menuju bukit puncak Kabo. Di tengah jalan, para pekerja disuruh berjalan jongkok dengan formasi lima shaf dan KKSB menembaki para pekerja tersebut.

“KKSB dalam suasana kegirangan menari-nari sambil meneriakkan sura hutan khas pedalaman Papua. Mereka secara sadis menembaki para pekerja,” jelas Aidi.

Dari keterangan Jimmy, sebagian karyawan yang ditembaki tewas di tempat dan sebagian lagi terkapar berpura-pura mati. Setelah kelompok bersenjata meninggalkan para korban, 11 pekerja yang masih hidup mencoba melarikan diri.

“Namun, korban terlihat oleh KKSB sehingga dikejar. Lima orang tertangkap dan digorok KKSB sehingga meninggal di tempat, enam orang berhasil melarikan diri,” ucap Aidi.

Enam orang yang berhasil kabur melarikan diri ke arah Distrik Mbua. Empat di antaranya diamankan anggota TNI di Pos Batalyon Infanteri 775/Yalet. Akan tetapi dua orang lain hingga saat ini belum ditemukan.

KKSB yang tak menyerah lalu menyerang pos TNI Yonif 775/Yalet esok harinya, Senin (3/12/2018). Penyerangan di pos TNI tersebut turut menewaskan seorang personel bernama Sersan Dua Handoko. Handoko tewas akibat tertembak senjata api. Selain itu, Prajurit Satu Sugeng terluka saat TNI baku tembak dengan kelompok bersenjata.

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya