SOLOPOS.COM - Bupati Karanganyar Juliyatmono. (Solopos/M. Ferri Setiawan

Solopos.com, KARANGANYAR - Bupati Juliyatmono mengakui masih belum bisa memprediksi kapan wabah virus Corona Covid-19 di Karanganyar berakhir. Hal ini disampaikan usai melakukan pertemuan dengan Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI).

APKASI melakukan rapat secara daring membahas penanganan Covid-19. APKASI menginventarisir permasalahan pelaksanaan kebijakan penanganan Covid-19 di lapangan Jumat (15/5/2020).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hiks, Rekruitmen 1.600 Tenaga Pendamping Sensus Penduduk di Karanganyar Batal, Kenapa?

Ekspedisi Mudik 2024

Bupati Karanganyar, Juliyatmono, menjelaskan kegiatan yang dilakukan APKASI untuk saling mengetahui permasalahan di lapangan dalam menerapkan kebijakan penanganan Covid-19. Kendala yang disampaikan bersama menurutnya akan dirumuskan untuk mendapatkan solusi yang tepat.

“Itu tadi kegiatan asosiasi. Kami saling tukar pendapat untuk kendala teknis apa yang kami alami selama ini dalam penanganan Covid-19 dan kebijakan-kebijakan daerah,” jelas dia kepada Solopos.com Jumat sore usai melakukan rapat.

Prediksi Covid-19 Karanganyar Berakhir

Hasil inventaris masalah yang dirumuskan di dalam rapat tersebut nantinya akan disampaikan kepada Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri. Juliyatmono menjelaskan tak hanya permasalahan penanganan saja, tapi prediksi kapan berakhirnya wabah juga dicari tahu dalam rapat tersebut. Namun, dia mengaku belum ada yang bisa memprediksi sampai saat ini.

2 Pasien Positif Covid-19 Karanganyar Dinyatakan Sembuh

“Kami juga membahas soal keberlangsungan pemerintahan kabupaten menyangkut anggaran dan membahas kapan wabah ini berakhir. Tapi sampai saat ini masih belum tahu dan belum ada yang bisa memprediksinya kapan selesai,” ucap dia.

Terkait anggaran, menurutnya ada banyak penundaan program yang tidak bisa direalisasi akibat pandemi ini. Di Karanganyar sendiri menurutnya, anggaran hampir Rp200 miliar untuk program di Karanganyar tidak jadi direalisasi.

Positif Covid-19 Madiun Meroket Jadi 21, Penularan Lokal dari Santri Temboro

“Alasannya kan karena pandemi ini, sumber pendapatan negara jadi turun. Jadi selain refokusing, realokasi anggaran banyak juga program yang tidak direalisasi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya