SOLOPOS.COM - Ilustrasi sabu-sabu (JIBI/Solopos/Reuters)

Imam S. Arifin kembali ditangkap karena kasus narkoba. Kali ini, ada kemungkinan kasusnya lebih berat.

Solopos.com, JAKARTA — Imam S. Arifin untuk kali ketiga tersangkut kasus narkoba. Namun kali ini, kasus yang menyangkut pedangdut beken itu disebut-sebut lebih berat karena muncul dugaan bahwa dirinya terlibat jaringan pengedar. Benarkah?

Promosi Kecerdasan Buatan Jadi Strategi BRI Humanisasi Layanan Perbankan Digital

Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Suhermanto, belum memastikan dugaan itu. Menurutnya, hal itu masih dalam pendalaman penyidik. “Kita masih lakukan pendalaman, info awal yang bersangkutan terlibat jaringan pengedar, tapi kami masih mendalami saksi-saksi,” kata dia dalam wawancara di Mapolres Jakarta Pusat, Minggu (28/8/2016) sore, yang ditayangkan live oleh Kompas TV.

Meski masih dalam pendalaman, polisi sempat menyinggung soal jaringan yang menyuplai sabu-sabu kepada Imam. Bahkan, Suhermanto menyebutnya sebagai “jaringan” di atas Imam. Identitas anggota jaringan ini sudah dikantongi polisi, namun hingga kini masih dalam perburuan.

“Untuk penyuplai narkotika ini sudah diidentifikasi, setelah penangkapan kita sudah kembangkan. Yang atasnya ISA [Imam S Arifin] sudah melarikan diri, tapi identitas sudah diketahui, inisial T. Saat digerebek dia tak ada di rumah,” ungkap Suhermanto.

Imam tertangkap pada Sabtu (27/8/2016) di sebuah apartemen di Gunungsahari, Jakarta Pusat. Penyidik tidak kaget dengan temuan ini karena mereka memang sudah mengincarnya sejak sebulan lalu.

“ISA sudah jadi target operasi 1 bulan lebih. Kemudian kami kembangkan, begitu yakin ada kegiatan narkoba, pada 27 Agustus pukul 15.00 WIB, kita tangkap di apartemen di Gunung Sahari,” kata Suhermanto

Dari penangkapan itu, polisi menemukan sabu 0,36 gram yang merupakan sisa dari paket kecil sabu 0,5 gram. Ada pula alat hisap dan cangklong yang dipakai untuk nyabu, serta timbangan. Saat ditangkap, Imam masih dalam pengaruh sabu-sabu tersebut. “Berdasar keterangannya, yang bersangkutan sampai sekarang masih pakai karena addcitted-nya masih terasa.”

Sebelumnya, Imam pernah dua kali tertangkap dalam kasus penggunaan narkoba pada 2008 dan 2010. Meski demikian, kata Suhermanto, dia mengaku belum mengetahui ada program rehabilitasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya