SOLOPOS.COM - Konsumen membeli bahan bakar pertalite di SPBU Gumulan, Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Jumat (14/8/2015). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos/dok)

Distribusi BBM pertalite terus diperkenalkan.

Harianjogja.com, SLEMAN — Konsumsi bahan bakar khusus (BBK) jenis pertalite dinilai perlu ditingkatkan. Jumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) juga perlu ditingkatkan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak Bumi dan Gas (Hiswana Migas) DIY, Siswanto merasa gerah karena kemajuan penerimaan masyarakat terhadap pertalite masih kalah dengan Jawa Timur dan Jawa Barat.

“Kami juga ingin konsumsi pertalite di DIY semakin tinggi karena harganya hanya terpaut Rp350 dengan premium. Kualitasnya juga lebih baik,” kata dia kepada Harian Jogja ketika ditemui di The Alana Hotel and Convention Center, Sleman, Rabu (20/7/2016).

Ia mengatakan dalam evaluasi bersama Dirjen Migas beberapa waktu lalu, konsumsi pertalite di DIY dan Jawa Tengah masih kalah dengan Jawa Barat dan Jawa Timur. Oleh karena itu, Hiswana Migas akan semakin getol mengampanyekan penggunaan BBK dan mulai mengurangi konsumsi premium. Saat ini, belum semua atau hampir separuh SPBU di DIY belum menyediakan pertalite.

“Ada sekitar 54 SPBU yang berjualan pertalite. Sampai akhir tahun ini kami berharap bisa 2/3 dari total SPBU di DIY berjualan pertalite dan kalau bisa semua sudah berjualan pertalite pada 2017,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya