SOLOPOS.COM - Sejumlah warga berkerumun di mulut gua untuk melihat gua dan berfoto bergantian di mulut gua saat pembukaan Gua Mangkubumi sebagai objek wisata sejarah yang diinisiasi warga Dukuh Gebang Kota, Desa Gebang, Masaran, Sragen, Minggu (24/10/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Dispora) Sragen memetakan desa-desa yang memiliki potensi wisata sejarah untuk didorong dan dikembangkan menjadi objek wisata baru. Nantinya, objek wisata sejarah ini dikelola oleh desa.

Dispora akan menggandeng Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Sragen dan Yayasan Palapa Mendira Harja Sragen sebagai pemerhati cagar budaya dari unsur masyarakat untuk bersama-sama pendampingan ke desa.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Setidaknya ada dua desa dan kelurahan yang memulai menginisiasi wisata sejarah dengan mengangkat keafiran lokal. Yakni Pasar Kuliner Tempo Dulu di Sendang Turi, Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen Kota, dan Gua Mangkubumi di Dukuh Gebang Kota, Desa Gebang, Kecamatan Masaran.

Baca Juga: Warga 2 RT Sulap Gua Mangkubumi Sragen Jadi Objek Wisata Sejarah

Objek wisata sejarah Gua Mangkubumi di Dukuh Gebang baru saja secara resmi dibuka pada Minggu (24/10/2021). Pembukaan dilakukan ole Kepala Dispora Sragen I. Yusep Wahyudi mewakili Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

“Pengembangan wisata desa itu nanti disesuaikan dengan situasi dan kondisi di masing-masing desa. Khusus untuk pengembangan Gua Mangkubumi sudah saya sampaikan beberapa arahan kepada pengelolanya,” kata Yusep saat dihubungi Solopos.com, Senin (25/10/2021).

Dia menerangkan arahan itu intinya Dispora siap mendampingi pengelola untuk pengembangan lebih lanjut. Dia berpesan pengelola Gua Mangkubumi harus siap untuk belajar pengelolaan dengan baik, terutama dalam konsep pengembangan wisata sejarah.

Baca Juga: Di Gua Mangkubumi Masaran Sragen, Ada Batu yang Tak Bisa Dipindahkan

Yusep menyampaikan Gua Mangkubumi itu merupakan wisata sejarah kali pertama yang diinisiasi warga dukuh di Kabupaten Sragen. Dispora tidak akan mengambil alih pengelolaannya. Sebaliknya, justru tetap diprioritaskan untuk dikelola desa.

“Kami justru akan memetakan potensi sejarah desa di Sragen, khususnya yang terkait dengan sejarah. Kami akan bekerja sama dengan Tim Cagar Budaya Sragen dan Yayasan Palapa Mendira Harja Sragen. Nanti satu per satu kamai rangkai menjadi desa/kampung wisata sejarah,” ujarnya.

desa wisata sejarah gua mangkubumi sragen
Para pengunjung mengenakan pelampung menaiki perahu motor untuk susur sungai Kedung Gedang dengan membayar tiket Rp10.000 pe orang di kompleks objek wisata Gua Mangkubumi Dukuh Gebang Kota, Desa Gebang, Masaran, Sragen, Minggu (24/10/2021). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Kepala Desa Gebang, Jumanto, menyampaikan untuk pengembangan wisata Gua Mangkubumi rencananya akan dibuatkan pelataran dengan lantai paving dan talut agar lingkungan objek lebih tertata rapi dan bersih. Wahana perahu juga akan ditata sedemikian rupa agar lebih rapi dan menambah armada perahunya.

Baca Juga: Ada Penunggu Berpakaian Hitam dan 3 Tokek Unik di Gua Mangkubumi Sragen

“Objek wisata Gua Mangkubumi akan dibuka setiap Minggu dengan sajian hiburan dan kuliner dengan menu yang berbeda. Selain itu, tradisi buceng dan jembulan dihidupkan kembali pada setiap Jumat Legi. Tradisi itu merupakan adat yang sebenarnya sudah berjalan turun-temurun. Tentunya tradisi itu dikemas dengan cara modern tetapi tidak meninggalkan tradisi setempat,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya