SOLOPOS.COM - Wahyu Prasetyo (Dok/JIBI/SOLOPOS)

Wahyu Prasetyo (Dok/JIBI/SOLOPOS)

KLATEN–Dinas Pertanian (Dispertan) Klaten banjir pengaduan penipuan kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang mencatut nama instansi pemerintah daerah tersebut. Kepala Dispertan Klaten, Wahyu Prasetyo, mengatakan setidaknya terdapat 30 pengurus gapoktan yang mengadu kepadanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Mereka mendapatkan telepon dari oknum yang mengaku-ngaku sebagai dirinya. Dalam sambungan telepon itu, kata Wahyu, oknum tersebut memberitahu bahwa gapoktan yang dikelolanya mendapatkan bantuan dana dari pemerintah pusat. Namun untuk mencairkannya, gapoktan diminta mengirimkan uang senilai Rp10 juta ke nomor rekening sebagai tanda terima kasih.

Beruntung sebagian besar gapoktan mendatangi Kantor Dispertan dahulu guna memastikan kebenaran informasi tersebut. Setelah mendapat klarifikasi dari Dispertan, mereka baru sadar telah menjadi target penipuan dari oknum tersebut. Namun, terdapat satu gapoktan yang sudah telanjur mentranfer uang senilai Rp10 juta sesuai permintaan oknum tersebut.

“Oknum tersebut mencatut nama saya dan pejabat di BRI Klaten. Kebanyakan mereka menghubungi kepala desa dahulu sebelum menghubungi ketua gapoktan melalui sambungan telepon,” papar Wahyu saat ditemui wartawan di kompleks Setda Pemkab Klaten, Senin (17/9/2012).

Diberikan Langsung

Wahyu menjelaskan salah satu gapoktan dari Desa Joho Kecamatan Prambanan nyaris tertipu dengan modus penipuan tersebut. Pengurus gapoktan belum sempat mentransfer uang senilai Rp10 juta itu karena Kantor BRI tutup. Pengurus gapoktan itu lalu bermaksud memberikan langsung Rp10 juta itu kepada Wahyu di kantornya.

“Saya heran, mengapa dia tiba-tiba datang dengan maksud ingin memberikan Rp10 juta kepada saya. Padahal saya tidak pernah memintanya. Kalau kantor BRI tidak tutup, uang itu pasti sudah ditransfer,” kata Wahyu.

Modus penipuan dengan mencatut nama dirinya, kata Wahyu, sudah marak terjadi sejak sepekan sebelum Lebaran lalu. Umumnya, para kepala desa dan ketua gapoktan menjadi sasaran utama modus penipuan tersebut. Wahyu mengaku sudah membuat surat edaran (SE) No 520/1608/16 tentang Imbauan Kewaspadaan terhadap Modus Penipuan. SE tersebut sudah disampaikan kepada 26 camat untuk diteruskan kepada semua kepala desa.

Sebelumnya, Ketua Gapoktan Krido Taruno, Desa Carikan, Kecamatan Juwiring, Darmin, menjadi korban penipuan oleh oknum yang mencatut nama Kepala Dispertan Klaten. Kejadian itu bermula ketika Darmin menerima telepon dari orang yang mengaku pesuruh Kepala Dispertan Klaten, Wahyu Cahyono, pada Jumat (14/9/2012) pagi.

Orang tersebut mengatakan bahwa Gapoktan Krido Taruno akan mendapatkan bantuan senilai Rp100 juta dari Kementerian Pertanian. Namun sebelum bantuan dicairkan, orang tersebut meminta imbalan Rp10 juta sebagai tanda terima kasih. “Saya yang mentransfer uang itu pada pukul 15.04 WIB. Setelah itu, saya menghubungi nomor Pak Wahyu, akan tetapi tidak aktif, demikian pula nomor pesuruhnya. Dari situ saya baru sadar kalau kami tertipu,” tutur Anung, anak Darmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya