SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Sukoharjo (Espos)–Dinas Pertanian (Dispertan) mengimbau para petani yang lahannya terkena wabah wereng cokelat untuk beralih menanam palawija.

Imbauan tersebut disampaikan Kepala Dispertan, Giyarti di sela-sela semprotan massal yang berlangsung di Pranan, Polokarto, Sabtu (12/6). Dalam kegiatan penyemprotan wereng kemarin, para petugas dari Dispertan dibantu dengan sedikitnya 250 petani setempat.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Wereng cokelat di Sukoharjo ini sekarang memang sedang mewabah. Wereng ini merupakan migran dari Juwiring, Klaten. Jadi dari Juwiring, wereng-wereng dewasa itu berpindah ke perbatasan hingga kemudian masuk ke Sukoharjo,” jelas Giyarti ketika dijumpai wartawan, Sabtu. Wereng tersebut, imbuhnya, mampu terbang sampai sembilan kilometer.

Ekspedisi Mudik 2024

Dengan mewabahnya wereng di Kota Makmur, Giyarti menambahkan, saat ini tindakan yang dilakukan Dispertan bentuknya bukan lagi antisipasi melainkan sudah pada pemberantasan. Pasalnya, serangan wereng di beberapa kecamatan sudah tergolong parah bahkan sampai mengakibatkan puso alias gagal panen.

Bagi para petani yang mengalami gagal panen, tambah Giyarti, pihaknya menyarankan untuk beralih menanam palawija. Pasalnya, selain karakter palawija yang lebih kuat juga ada bantuan dari pemerintah.

“Kami sarankan kepada para petani yang mengalami gagal panen untuk beralih menanam palawija. Selain ada bantuan benih gratis, kami juga menyediakan pestisida gratis,” jelasnya.

Di kesempatan sama, Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Colo Timur, Jigong Sarjanto mengatakan, agak sulit melaksanakan imbauan Disertan terkait penanaman palawija. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab.

“Faktor pertama yang membuat para petani enggan menanam palawija terutama karena mereka tidak terbiasa,” ujarnya. Selama ini, para petani terbiasa menanam padi dengan hasil panen yang lumayan.

Faktor kedua, lanjut Jigong, disebabkan sistem irigasi yang digunakan para petani adalah irigasi teknis. Untuk jenis irigasi yang dimaksud, imbuhnya, lebih cocok apabila digunakan untuk bercocok tanam padi ketimbang untuk menanam palawija. “Irigasi teknis cocoknya untuk menanam padi meski untuk menanam palawijaya juga bisa,” ujarnya.

aps

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya