SOLOPOS.COM - Para pekerja Disperkim Sragen memangkasi batang pohon trembesi berukuran besar dan berumur seratusan tahun di Jl. W.R. Supratman, Sragen, Senin (5/2/2018). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Disperkim Sragen mengerahkan 17 pekerja untuk memangkasi pohon-pohon besar di sekitar Alun-Alun Sasana Langen Putra.

Solopos.com, SRAGEN — Sejumlah pohon trembesi berumuran seratusan tahun di selatan Alun-alun Sasana Langen Putra Sragen Sragen dipangkasi batangnya sebagai antisipasi pohon tumbang pada musim penghujan. Hal itu untuk mencegah pohon tumbang yang membahayakan masyarakat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di sisi lain, sejumlah pohon besar di sekeliling Pasar Bunder Sragen belum bisa dipangkasi batangnya karena menunggu koordinasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sragen. Kasi Pertamanan dan Permakaman Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Sragen, Ismail Adi Pratama, saat berbincang dengan Solopos.com di Alun-alun Sragen, Senin (5/2/2018), mengatakan pemangkasan batang tiga pohon trembesi tersebut melibatkan 17 orang tenaga dari Disperkim.

Mereka memangkasi batang dengan menggunakan alat gergaji mesin dan langsung dibersihkan pada hari itu juga. Jl. W.R. Supratman itu untuk sementara ditutup agar proses pemangkasan batang itu tidak terganggu. (Baca: 5 Kios, 1 Mobil, 9 Motor, 1 orang Terluka akibat Pohon Tumbang di Pasar Bunder Sragen)

“Ya, upaya ini kami lakukan supaya peristiwa pohon tumbang di Jl. R.A. Kartini barat Pasar Bunder pada pekan lalu tidak terulang. Kami memangkas batang tiga pohon besar di selatan Alun-alun ini. Kalau pemilik kios sebenarnya mengeluhkan akarnya yang mengganggu bangunan kios. Kalau akar kami tidak bisa berbuat banyak. Untuk mengurangi risiko tumbang ya hanya dengan memangkas batang pohonnya,” ujar Ismail.

Sebelumnya, pohon trembesi berumur seratuan tahun tumbang karena lapuk di Jl. R.A. Kartini, Pasar Bunder, Sragen, pekan lalu. Batang pohon itu menimpa satu unit mobil, sembilan unit motor, dan seorang pedagang sampai patah tulang di bagian tangan kanan.

Ismail tidak ingin kasus di Pasar Bunder berulang. Dia menginginkan supaya Disperindag ikut mengatur pedagang supaya Disperkim bisa menebang batang-batangnya.

“Kalau langsung kami tebang, kami khawatir dengan keselamatan pedagang. Kalau mau ditebang ya untuk sementara pedagang libur dulu supaya tidak berisiko. Kami sudah menginventarisasi pohon besar berumur seratusan tahun yang menjadi target pemangkasan Disperkim,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya