SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Semarangpos.com, SEMARANG &mdash;</strong> Dinas Perindustrian Kota Semarang berencana menambah sentra industri kecil menengah (IKM) di wilayah setempat dengan melihat potensi yang ada, salah satunya jajan pasar.</p><p>"Saat ini sudah ada 20 sentra IKM di Kota Semarang, seperti sentra batik, bandeng presto, tempe, hingga bengkel setel pintu mobil," papar Kepala Disperin Kota Semarang Nurjanah di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin (17/9/2018).</p><p>Keberadaan sentra-sentra IKM tersebut, diakuinya, memudahkan pemerintah dalam melakukan pembinaan, khususnya dalam upaya pengembangan sentra industri tersebut dalam berbagai aspek yang dibutuhkan. Dari potensi yang ada di Kota Semarang, terang dia, sebenarnya terbuka peluang untuk membuat sentra-sentra IKM baru yang selama ini belum ada, seperti produk jajanan pasar di Kecamatan Gajahmungkur.</p><p>"Kami melihat perkembangan IKM semakin bagus, seperti jajan pasar di Kecamatan Gajahmungkur, ini kan belum masuk. Ke depan, kami akan tambah sentra [IKM] lagi untuk memudahkan pembinaan," katanya.</p><p>Menurut dia, sejauh ini ada dua persoalan yang menjadi kendala dalam pengembangan IKM, yakni permodalan dan pemasaran yang diupayakan untuk dicari penyelesaiannya oleh Pemerintah Kota Semarang. "Untuk permodalan, Pemkot Semarang sudah ada kebijakan tentang program Kredit Wirausaha Bangkit Jadi Jawara [Wibawa] dengan bunga ringan hanya 3% per tahun. Ini untuk memfasilitasi IKM," katanya.</p><p>Untuk pemasaran, kata dia, Disperin terus mendorong para pelaku IKM agar memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi dalam pemasarannya, yakni pemasaran <em>online</em> atau <em>e-commcerce</em>. "Dalam pemasaran, kami bekerja sama dengan ’e-commerce’ yang ada. Kementerian dan pemerintah provinsi juga punya <em>e-commerce</em>, demikian juga Pemkot Semarang bagi pelaku IKM untuk berjualan <em>online</em>," katanya.</p><p>Tak hanya itu, Nurjanah menjelaskan Disperin juga terus melakukan pembinaan terhadap IKM dari sisi produksi, peningkatan sumber daya manusia (SDM), dan standardisasi mutu agar produk IKM bisa berdaya saing. "Kalau total IKM di Kota Semarang ada 3.770-an unit, sementara sentranya 20 unit. Sebagian besar kan menggunakan bahan baku lokal, misalnya IKM bandeng presto. Bandengnya dari sini, bumbunya juga lokal," katanya.</p><p>Artinya, kata dia, ketahanan sektor IKM terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat cukup tangguh dan sejauh ini tidak terpengaruh, sebab sebagian besar bahan baku yang digunakan dari lokal. "Kami terus dorong pelaku IKM agar terus maju, produksinya meningkat, pemasarannya lancar. Sebagian besar mereka ini kan menggunakan bahan baku lokal, bukan luar negeri. Jadi tidak terpengaruh nilai tukar rupiah," katanya.</p><p><a href="http://semarang.solopos.com/"><strong><em>KLIK</em></strong></a><strong><em> dan </em></strong><a href="https://www.facebook.com/SemarangPos"><strong><em>LIKE</em></strong></a><strong><em> di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya</em></strong></p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ekspedisi Mudik 2024
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya