SOLOPOS.COM - Ilustrasi jajanan berbahaya siswa sekolah. (JIBI/Solopos/Dok.)

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Pengadilan Agama (PA) Gunungkidul mengaku prihatin dengan pernikahan dini yang terjadi di Bumi Handayani ini. Penyebabnya, mereka yang menikah dini dan mengajukan dispensasi nikah adalah pelajar.

Wakil Panitera PA Gunungkidul, Udiono, Rabu (11/6/2014) menyebutkan tiap bulan rata-rata ada sekitar 10 pasangan di bawah usia yang mengajukan permohonan dispensasi pernikahan. Rata-rata yang mengajukan permohonan itu merupakan siswa-siswi yang duduk di kelas 2 SMP hingga kelas 2 SMA.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kalau tahun lalu jumlahnya mencapai 161 pasangan. Sedang untuk saat ini sudah ada 49 pasangan yang mengajukan dispensasi menikah,” keluhnya.

Terpisah, Relawan Perhimpunan Berencana Indonesia (PKBI) Gunungkidul, Rino Caroko mengaku prihatin. Terutama berkaitan pergaulan bebas remaja yang terjadi saat ini. Terlebih lagi, akibat pergaulan bebas itu banyak remaja yang mengajukan dispensasi pernikahan.

“Masa muda adalah masa yang berapi-api, akibatnya kalau tidak diantisipasi dengan baik maka akan salah arah dan ujung-ujungnya akan merugikan dirinya sendiri. Apalagi yang dilakukan lebih berdasarkan pada emosi tanpa adanya pemikiran yang panjang,” ungkapnya.

Rino menjelaskan, akibat menikah di usia yang dini menimbulkan dampak yang tidak baik. Umumnya, yang menikah dibawah umur akan mengalami gangguan pada alat reproduki. Adapun dampak lainnya, kehamilan di usia menyebabkan bayi yang dikandung mengalami gangguan.

“Dikarenakan rahim yang belum siap, dampak yang ditimbulkan bisa menyebabkan kematian, kalau tidak, anak yang dilahirkan dalam kondisi cacat,” terangnya.

Dia mewanti-wanti permasalahan menikah dini, tidak hanya menjadi tugas dari pemerintah atau keluarga saja, melainkan tanggung jawab bersama untuk mengantisipasinya. Harapannya, pemerintah mulai memasukan masalah pendidikan seks ke bangku sekolah. Sementara, pihak orang tua harus jeli dan teliti untuk mengawasi setiap perkembangan anak-anaknya.

“Tidak perlu saling menyalahkan, karena terpenting bagaimana cara mengatasi supaya hal ini bisa dikurangi,” seru dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya