Disney Hingga Sony Picture PHK Karyawan Divisi Film

Solopos.com, NEW YORK — Disney kembali mem-PHK lebih banyak karyawannya. Kali ini Disney mem-PHK 50 karyawannya pada divisi pemasaran studio, yang berbasis di New York dan Searchlight Pictures.

CW Rilis Kostum Pertama Batwoman Versi Javicia Leslie

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dilansir Variety Jumat (6/10/2020), enam orang di Searchlight picture, yang merupakan label independent yang dimiliki oleh Fox diberhentikan pada Kamis (5/11/2020). Sebelumnya ESPN milik Disney mengumumkan bahwa 500 posisi dihilangkan.

Dilaporkan 300 karyawan dan 200 pos tidak terisi, hal ini bertujuan untuk membebaskan sumber daya untuk departemen streaming, digital, dan video. Meskipun tidak ada perusahaan hiburan yang lolos dari cedera pandemi, Disney diketahui telah mengalami kerugian yang parah karena pandemi Covid-19.

Meskipun taman hiburan di Florida telah dibuka kembali, namun taman hiburan di Coliforia belum dibuka kembali hingga saat ini. Selain itu taman hiburan Disney Paris juga terpaksa ditutup kembali.

Gara-Gara Karakter Ini, The Witches Diprotes Komunitas Difabel

Dilaporkan pada bulan Mei, Disney mengumumkan Frozen tidak akan dibuka kembali di Broadway. Hal ini menggambarkan betapa parahnya divisi teater yang telah diberhentikan, karena penutupan Broadway yang berkepanjangan.

Selain itu, blockbuster seperti Black Widow dari Marvel, remake West Side Story karya Steven Spielber, dan petualangan buku komik Eternals telah diundur perilisannya pada tahun 2021. Disney Plus menjadi salah satu dari sedikit titik terang, yang membantu meningkatkan langganan pada layanan streaming.

Selain Disney beberapa perusahaan film juga mengumumkan akan memberhentikan karyawan mereka. Liosgate pada Kamis juga melaporkan bahwa 15% divisi film akan di-PHK karena pandemi.

Garap Pinocchio, Disney Gaet Stephen Graham dan Alan Cumming

Pekan lalu Sony Pictures juga memberlakukan PHK terhadap tim pemasaran dan distribusinya. Hal ini dilakukan saat studio tersebut mengkonsolidasikan operasi film dan televisi domestik dan internasional yang mengakibatkan sekitar 35 posisi tersingkir.