SOLOPOS.COM - Espos/Ahmad Hartanto

Bistik Lidah Dapoer Bistik

Suasana yang tenang dan nyaman begitu terasa di resto di dekat bundaran Penumping, Laweyan, Solo ini. Dapoer Bistik, tempat makan yang baru buka Februari ini menyajikan menu yang berbeda dari rumah makan lainnya. Aneka bistik dari daging sapi, seafood  hingga ayam bakal memanjakan selera makan penyuka daging di Solo. “Bistik di sini (Solo) masih PKL, pinggir jalan. Kami menyajikan tempat yang nyaman, dengan tetap menomorsatukan kualitas makanan,” kata koordinator sekaligus chef Dapoer Bistik, Widodo, saat ditemui Espos, Kamis (22/3).
Satu menu yang menjadi primadona yaitu bistik lidah sapi. Perlakukan spesial pada lidah sapi, kata Widodo, membuat rasa makin nikmat dan aroma yang muncul membangkitkan selera makan. Ada empat tahap, yaitu direbus, dipresto, dibacem dan kemudian di bakar. Perlakuan terakhir itulah yang membikin rasa bistik di sini berbeda. Ada aroma bakar yang sedap keluar dari potongan lidah sapi. “Spesial di sini, karena daging melalui proses bakar berbeda dari tempat lain,” kata Widodo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Espos/Ahmad Hartanto

Ekspedisi Mudik 2024

Penyajian di wadah gerabah menambah eksotis dan berkesan bistik khas priyayi. Bistik merupakan makanan Eropa yang isinya potongan daging yang dimasak atau ditumis dengan cara tertentu. Kemudian di tangan orang Indonesia, ada penambahan bumbu, yaitu kecap dan gula Jawa yang menambah aroma dan rasa makin lezat. Dengan memakai gerabah, makin berkesan membumikan menu tersebut ke lidah orang Jawa. Selain itu, gerabah diyakini bisa menyerap kolesterol pada daging, menahan panas lebih lama dan bercita rasa natural.

Espos/Ahmad Hartanto

Bistik tersedia dua rasa, pedas dan manis, tergantung pilihan konsumen. Dengan harga Rp15.000, pengunjung mendapat satu porsi bistik lidah sapi yang empuk dan tidak menyusahkan saat dikunyah. Ditambah lagi kuah hitam pekat yang patut untuk dicoba. Irisan tomat dan kentang lokal makin menambah kaya rasa dari bistik ini. “Bistik masih dianggap menu makan malam, padahal saat makan siang pun oke dan memiliki sumber energi yang bagus,” kata Widodo.
Jika ingin bersantap siang di Dapoer Bistik, resto ini mulai buka pukul 10.00 WIB dan tutup pada pukul 22.00 WIB.
Menu lainnya yaitu iga bakar lada hitam. Menu ini cocok untuk penyuka pedas dan tak perlu ragu untuk menyiapkan tisu dan air minum lebih di meja. Daging pada iga sapi yang juga diproses melalui empat tahap ini tidak ulet atau keras, terasa empuk dan lembut di mulut. Seporsi iga bakar lada hitam Rp14.500. “Harga di sini cocok dan pas pokoknya,” ujar Widodo.
Pemilik resto ini, Noor Huda Ismail, menjadikan tempat ini tidak hanya sebagai tempat makan. Sebagaimana resto sejenis yang sudah dulu ada di Semarang, Huda menjadikan resto ini tempat nongkrong serta berdiskusi mengenai berbagai hal khususnya untuk anak muda. Sebagaimana Sabtu (17/3) lalu, dia membuat diskusi bersama Forum Lingkar Pena (FLP) Solo mengenai menulis esai. Huda sendiri yang jadi narasumbernya. Maklum, dia pernah menjadi wartawan Washington Post. Selepas dari Washington Post, dia kini mendalami isu perdamaian dan terorisme serta menjadi penulis lepas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya