SOLOPOS.COM - Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar menyemprotkan cairan disinfektan di Terminal Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Selasa (3/3/2020). (Antara-Fikri Yusuf)

Solopos.com, JAKARTA -- Kebijakan pemerintah memberikan insentif pariwisata berupa diskon tiket pesawat di tengah mulai mewabahnya virus corona (Covid-19) di Indonesia terus dikritik. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta pemerintah mencabut kebijakan itu.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengkritik kebijakan tersebut dengan menyebutnya sebagai wujud kepanikan pemerintah dari sisi ekonomi. Alih-alih mengimbau masyarakat menghindari risiko, pemerintah justru lebih memikirkan penyelamatan industri pariwisata dan penerbangan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Menurutnya, kebijakan tersebut perlu dicabut karena berisiko salah sasaran dan justru berakibat fatal.

Jokowi Ingin Tak Ada Lagi Orang Miskin di Indonesia pada 2024

"Kami meminta masyarakat untuk tidak bepergian ke daerah-daerah yang risiko tinggi, sebagaimana destinasi diskon pesawat, sebelum pemerintah menunjukkan kemampuannya mengendalikan dan menangani masalah [virus] corona," katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (3/3/2020).

Menurutnya, pemerintah lebih baik fokus memberikan perlindungan pada warganya dengan menunjukkan kinerja yang optimal dalam penanganan virus corona, bukan sebaliknya. Pemberian diskon tiket dinilai tidak cukup bisa mendorong minat masyarakat untuk bepergian di tengah wabah virus corona.

Politikus Demokrat Heran Menhan Prabowo Tak Muncul Sepulang dari Timur Tengah

"Jadi pemerintah jangan terbalik logikanya. Lagi pula, saya tidak yakin pemerintah akan konsisten memberikan insentif kepada maskapai setelah dipaksa memberikan potongan harga, jangan dipaksa maskapai untuk memberikan diskon," tegasnya.

Guna meningkatkan animo wisatawan domestik dan menambal berkurangnya turis mancanegara ke Indonesia karena merebaknya virus corona, pemerintah memberikan insentif diskon tiket pesawat hingga 50% untuk penerbangan ke 10 destinasi wisata.

Istana Sindir Reporter TVOne Pakai Masker Respirator, Ini Reaksi Karni Ilyas

Ke-10 destinasi tersebut yakni Batam, Denpasar, Yogyakarta, Labuan Bajo, Lombok, Malang, Manado, Silangit, Tanjung Pandan, dan Tanjung Pinang.

Jalan Terus

Namun Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan insentif pawisata tidak akan meningkatkan potensi penyebaran virus corona.

“Tidak, itu berbeda insentif, itu kan kita berikan kepada wisatawan [macanegara] dari daerah-daerah yang sudah diperkirakan tidak menjadi episentrum dari virus corona [Covid-19],” katanya di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (2/3/2020) lalu.

Jokowi menjelaskan bahwa pemerintah berkeinginan kuat untuk menjaga Indonesia dari penyebaran virus corona. Namun pada sisi lain, pemerintah juga harus memastikan ekonomi tidak terganggu akibat wabah yang telah menginfeksi lebih dari 80.000 orang di seluruh dunia tersebut.

Gerebek Gudang di Tangerang, Polisi Temukan Belasan Ribu Boks Masker

Sementara itu sejak Senin lalu dua orang warga negara Indonesia telah positif terinfeksi virus corona. Keduanya tertular dari warga negara Jepang yang berkunjung ke Indonesia dan kini berada di Malaysia.

Dua orang tersebut merupakan ibu dan anak yang masing-masing berusi 64 tahun dan 31 tahun. Keduanya saat ini telah dirawat di ruang isolasi khusus Rumah Sakit Sulianti Saroso, Jakarta.

Sebelumnya, secara total pemerintah menyiapkan Rp298 miliar untuk menarik wisatawan mancanegara. Pemerintah menilai insentif ini akan mendatangkan 736.000 wisatawan asing. Seluruh wisatawan tersebut diharapkan akan menghasilkan devisa sekitar Rp13 triliun.

Beredar Video Tutorial Bikin Masker dari Tisu Basah, Begini Kata Ahli Kesehatan

“Kurang lebih kami targetkan yang ASPA [average spending per arrival]di atas US$1.700 per kunjungan, sehingga punya dampak ekonomi yang besar buat indonesia,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio belum lama ini.

Wishnutama sempat menjabarkan bahwa Indonesia berpotensi kehilangan US$2,8 miliar atau Rp38,2 triliun akibat wabah virus corona. Hal ini buntut dari penutupan penerbangan langsung dari dan ke China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya