SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarangpos.com, UNGARAN — Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Jawa Tengah menggandeng Tim Pengerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Jateng, Selasa (19/3/2019), menggelar Focus Group Discussion (FGD) Cerdas Bermedia Sosial yang diselenggarakan di Monumen PKK Ungaran, Kabupaten Semarang.

Ada banyak pertanyaan yang muncul dalam kesempatan tersebut seperti apa yang harus kita lakukan saat menerima pesan yang isinya mengarah pada penipuan,  bagaimana cara mengatasi agar tidak kecanduan main handphone, apakah bisa mengawasi kegiatan anak dan memantau posisinya, bagaimana mengidentifikasi hoaks? Bagaimana cara bermedsos tanpa terpengaruh iklan yang mengandung pornografi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Diskominfo Jateng Riena Retnaningrum mengakui media sosial sejatinya mempermudah orang untuk menyampaikan sebuah informasi, namun di sisi lain, tingginya penggunaan media sosial juga memberikan risiko karena penyebaran informasi yang cepat dan tanpa sekat, membuat orang dengan mudah memproduksi dan menerima sebuah pesan melalui beberapa media sosial yang tidak difilter dengan baik.

Ekspedisi Mudik 2024

“Salah satu cara untuk menghindari hoaks adalah dengan melakukan cek dan ricek terhadap sebuah informasi, baik sebelum mengunggahnya maupun ketika mendapatkannya. Dengan begitu orang lain menikmati konten positif dari apa yang kita unggah,” katanya.

Reina menilai Tim Penggerak PKK sebagai ujung tombak dari pelaksanaan program prioritas pembangunan di Jateng diharapkan ikut menyampaikan program-program pembangunan maupun keberhasilannya kepada masyarakat hingga tatanan terbawah, melalui medsosnya. Apalagi, lanjut Reina, berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2017, sebanyak 54,69% masyarakat di Indonesia merupakan pengguna internet, dan 87,12% di antaranya merupakan pengguna medsos.

“Kolaborasi Diskominfo dan Tim Penggerak PKK Jateng menjadi awal yang baik untuk memberikan literasi kepada masyarakat, khususnya kader PKK,” katanya.

Ketua Pokja I TP PKK Jateng Puji Suryo Banendro berharap dengan FGD bisa mengubah pola pikir dan perilaku kader PKK maupun masyarakat dalam bermedsos. Kader PKK juga diharapkan bisa terus menyebarkan virus kebaikan. “Ini bonus dan mudah-mudahan bisa diterima dengan baik. Sebab, berkembangnya teknologi informasi memang menjadi kegelisahan kami, di mana perempuan seringkali menjadi pelaku maupun korban medsos,” ungkap Puji.

Praktisi komunikasi yang juga Widyaiswara BPSDM Jawa Tengah Martuti mengingatkan media sosial sebenarnya hanya media untuk berkomunikasi, namun komunikasi yang terbaik adalah dengan hati.

Dia menyoroti aktivitas di rumah, di mana anggota keluarganya jarang berkumpul karena kesibukan masing-masing. Bahkan, meski berada di rumah, mereka berkutat dengan gawainya.

“Apakah kita masih memegang HP ketika berkomunikasi dengan anak-anak? Di rumah biasakan tatap muka dengan keluarga. Ingat, rumah bukan tempat berkumpulnya kepala, tapi berkumpulnya hati. Medsos hanya media untuk komunikasi. Komunikasi yang terbaik adalah dengan hati,” tegasnya.

Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pusat Andri Johandri menilai pertanyaan yang disampaikan para kader tersebut mencerminkan kondisi riil di masyarakat di mana dampak internet sangat beragam, sehingga harus cerdas dalam menyikapinya. “Orang nyinyir kalau ditanggapi akan makin nyinyir. Cara mengatasinya, menutup dengan menyebarkan berita-berita positif,” katanya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya