SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Suasana harpitnas alias hari kejepit nasional menjadikan sejumlah angkringan tampak gayeng. Tek terkecuali angkringan Pakdhe Harjo yang dikomandani oleh Kang No, malam itu dipenuhi warga yang lagi cangkruk, melepaskan ketegangan setelah beberapa pekan terakhir ‘dibanjiri’ informasi fulitik.

“Kayaknya, fi lm terbaru serial Harry Potter yang berjudul Harry Potter and The Half-Blood of Prince pasti meledak nanti Kang… Lha tidak kurang dari Pak SBY ikut mempromosikannya…”

Promosi Ijazah Tak Laku, Sarjana Setengah Mati Mencari Kerja

“Wah, tenane Yo… Mosok Pak SBY sempat-sempatnya promosi fi lm begituan… Lagian, fi lm itu kan baru premiere pertengahan bulan ini di Amrik sono,” kata Suto bernada skeptis.

“Memang nggak langsung, Kang… Tapi, wacana sihir-menyihir yang dikemukakan Pak SBY sebelum pilpres cespleng tenan lho… Dari anak-anak sampai orang dewasa sekarang makin penasaran benarkah ilmu sihir itu memang ada,” kata Noyo sambil nyruput susu jahe anget didepannya.

“Lho, ilmu sihir itu senyatanya memang ada…,” timpal Suto.
“Masalahnya, apakah itu dipraktekkan sehari-harioleh masyarakat kita, wallahua’lam, termasuk apa yang dikeluhkan Pak SBY tempo hari bahwa dirinya dan keluarganya disihir dan…”

Belum habis kalimat yang ingin disampaikannya, Dadap datang dengan tergopoh-gopoh sambil nyerocos… “Kang Suto… Kang Noyo… gawat… Presiden SBY itu ternyata punya ngelmu sihir lho… Piye kuwi, Kang…”

“Walah… apa maneh iki… Datang-datang kok langsung mbanyaki… Kamu ini kalau ndenger kabar atau omongan orang mbok jangan langsung diuntal… dipikir dulu, benertidaknya… ” kata Suto menukas.

“Bener kok Kang… aku denger ini dari pengurus Partai Demokrat di balai desa tadi. Dia bilang, ‘tuh lihat, Pak SBY tidak mempan disihir, justru balik menyihir… Mangkanya,
bisa memenangi pemilihan presiden dengan kemenangan telak’. Gitu katanya,” ujar Dadap berapi-api.

“Owalah… orang kalau nggak makan sekolahan ya kaya ngene kiyi… Maksudnya bukan SBY itu memiliki kemampuan sihir atau malah jadi tukang sihir beneran. Itu paribasan… peribahasa…” Noyo tak sabar menanggapi.

“Gini lho, Dap. Maksud omongan orang Demokrat tadi adalah pesona SBY itu demikian kuat, sehingga dapat menyihir, dalam tanda petik, rakyat Indonesia untuk memilihnya kembali sebagai Presiden RI periode 2009-2014…” kata Suto njlentrehake.

Menangkal sihir
O.. ngono ta, saya kira Pak SBY belajar ilmu sihir dengan cepat untuk menangkal pengaruh sihir yang diakuinya tempo hari sempat jadi berita utama koran-koran, termasuk di Harian Jogja itu…” Dadap menanggapi dengan manggutmanggut.

“Atau, jangan-jangan Pak SBY sengaja mengembuskan isu itu supaya terkesan didzalimi… supaya melodramatis gitu Kang,” “Hayah… apa maneh kuwi… itu kan tudingan orang-orang yang gak suka sama SBY, pake isu di-dzalimi segala… Ngomong-ngomong, pas pilpres kemarin, kamu milih siapa, Dap…” sergah Suto.

“He he he… saya malah nggak milih Kang, bingung… Lagipula, saya nggak kedaftar lagi di DPT [daftar pemilih tetap] pilpres, sama seperti waktu pemilihan legislatif tempo hari. Jadi, ya… gogok di rumah saja,” kata Dadap sambil cengengesan.

“Lho, kan bisa pakai KTP sesuai keputusan Majelis Konstitusi… Itu berkat perjuangan kubu capres Pak JK dan Bu Mega menjelang hari-H lho, kok nggak dimanfaatkan,” Noyo mencoba mengoreksi.

“Nganu… KTP saya ilang, Kang… Sudah gitu, kartu keluarga juga embuh disimpen sama mboke anak-anak di mana… Saya memang bukan warga negara yang baik, Kang…” Dadap makin tersipusipu.

“Wah eman-eman ya… Suaramu jadi tidak tersalurkan… Tapi, memang ketidakberesan DPT ini seharusnya dipersoalkan lho, ini termasuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia…”
kata Suto.

“Memang… Herannya, kok KPU tidak belajar dari kesalahan yang terjadi pada pemilihan legislatif ya… Ini benar-benar membingungkan dan memperlihatkan bahwa mereka tidak becus
ngurus administrasi pemilu… Padahal, orang-orang di KPU ini digaji besar lho… Saya jadi bingung,” ungkap Noyo.

“Bukan hanya kamu yang bingung, Yo… kubu JK-Wiranto juga bingung.. kemana semua suara dukungan yang sebelum pilpres mereka yakini sudah berada dalam genggaman… Lha pas pilpres kok menguap… Kayak disihir saja…” ujar si Noyo.

“Jangan-jangan… bener lho Kang, omongan orang Demokrat tadi, mungkin Pak SBY benerbener punya ngelmu, sehingga bisa menyihir suara pesaingnya masuk ke dia dan pilpres hanya
satu putaran seperti diinginkan kubu capres tersebut,” Dadap kembali angkat bicara.

“Wis lah, Dap… omonganmu soal SBY mempunyai ngelmu sihir itu tidak beralasan sama sekali… ora masuk akal…” sergah Suto lagi. “Habisnya, Kang… Kalau pas debat di tivi, Pak JK menangan… Mosok, pas pilpres dapet suaranya ndak seberapa… Aneh lho Kang,” Dadap mencoba berargumen.

“Ngomong-ngomong… Pak SBY menyatakan dirinya disihir itu karena merasakan sendiri atau dibisiki orang ya… Saya tetep ndak habis pikir lho, Kang… Mosok sih ada sihir-sihiran segala dalam proses berdemokrasi di zaman modern ini… Kalau zaman Fir’aun di Mesir dulu, ya… mungkin saja,” kata Noyo penasaran.

“Yang saya denger, SBY dikasih tahu sama orang pinter bahwa diri dan keluarganya disihir… Kalau SBY sendiri saya kira tidak menyadari,” Suto menjelaskan. “Tapi, Kang… saya baca di situs berita di Internet, ada anggota DPR bernama… ngh.. siapa ya… Ngabalin atau siapa gitu… Dia mengaku pada pilpres 2004, dia sering ngikut SBY mengunjungi makam orang-orang sakti lho… Jangan-jangan, karena itulah Pak SBY punya ngelmu…” Dadap sekali lagi angkat bicara soal tersebut.

“Atau, jangan-jangan, sang pembisik Pak Beye alias si orang pinter tadi habis nonton sekuel terbaru fi lm Harry Potter tadi ya,” Noyo mencoba meyakinkan. “Lho, kan tadi udah kubilang… fi lmnya itu belum beredar,” kata Suto.

“Tapi bajakannya sudah tuh… Aku sudah nonton…” ujar Dadap. “Atau, malah Pak SBY sendiri yang habis mbaca novel Harry Potter itu, lalu membuat pernyataan bahwa dirinya disihir…
SBY kan suka baca.” “Ah, kalian ngarang… Mana mungkin si pembisik berani mengada-ada… Lagian, Pak SBY mana sempat baca novel begituan. Dia kan selalu serius…” kata Suto mencoba membela idolanya tersebut.



“Capek aku… pulang dulu, besok mau kondangan ke luar kota…”

 

Oleh Ahmad Djauhar
KETUA DEWAN REDAKSI HARIAN JOGJA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya