SOLOPOS.COM - Railbus (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Espos/dok)

Railbus (Burhan Aris Nugraha/JIBI/Espos/dok)

SOLO—Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo), Yosca Herman Soedrajad, ajukan perubahan jadwal pemberangkatan railbus kepada pihak PT KAI. Hal tersebut disampaikan dalam rapat koordinasi antara Dishubkominfo dan PT KAI di Kantor Dishubkominfo, Rabu (28/11/2012).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Menurut Yosca, jadwal keberangkatan railbus terlalu pagi sehingga ketika masyarakat tiba di Solo, toko dan pusat perbelanjaan masih tutup. “Masyarakat menghendaki railbus sampai di Solo itu lebih dari pukul 09.00 WIB ketika toko dan pusat perbelanjaan sudah buka. Jadi mereka bisa langsung jalan-jalan dan belanja tanpa harus menunggu lama,” ungkap Yosca kepada wartawan di kantornya, Rabu.

Dengan perubahan jadwal tersebut diharapkan pula banyak masyarakat yang tertarik untuk menggunakan railbus untuk dari dan ke Solo. Railbus menurut rencana bisa berhenti di Purwosari, Solo Grand Mall dan Beteng Trade Center.

Sementara itu, Wakil Kepala Daops VI Yogyakarta, Sri Hastuti, mengungkapkan saat ini railbus sudah siap dioperasikan. Namun sebelum dioperasionalkan akan dilakukan evaluasi perlintasan kereta api teruatama yang berada di Jl Slamet Riyadi. “Jl Slamet Riyadi merupakan jalur ramai, ada beberpa titik di perlintasan kereta api yang dijadikan tempat parkir. Selain itu, dahan pohon yang panjang jika perlu akan dipotong,” tutur Tuti, sapaan akrabnya.

Terkait permintaan perubahan jadwal, Tuti mengungkapkan akan melakukan koordinasi dengan bagian operasional supaya tidak mengganggu jadwal operasional kereta yang lain. Tuti juga menuturkan akan melakukan uji coba untuk mengecek perlintasan pada pekan depan.

Sementara itu, terkait pengoperasionalan Sepur Klutuk Jaladara, Yosca mengungkapkan tinggal melakukan pembahasan MoU pada bulan ini atau bulan depan. Yosca mengklaim PT KAI menyetujui perpanjangan sewa Jaladara. Terkait biaya sewa, Yosca menuturkan tidak ada perubahan, yakni senilai Rp798 juta per tahun. Dalam setahun, Jaladara dijadwalkan tetap melakukan 86 perjalanan.

Yosca mengatakan, pengoperasionalan Jaladara bukan untuk memperoleh profit namun lebih kepada pelestarian budaya. “Solo itu satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki rel kereta api di jalan utama dan Sepur Klutuk Jaladara sudah melekat dengan Kota Solo sehingga akan dipertahankan keberadaannya,” imbuh Yosca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya