SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok/JIBI)

Harianjogja.com, KULONPROGO—Harga jual gabah di Kulonprogo kian merosot. Panen raya kedua, petani akui harga gabah turun drastis dibandingkan panen raya pertama.

“Panen pertama harga gabah kering dihargai Rp500.000 per kuintal. Panen sekarang ini hanya sekitar Rp330.000 per kuintal,” ujar Romlah salah satu petani di dusun Turus, desa Tanjungharjo, Nanggulan, Minggu (18/5/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Romlah mengatakan harga gabah seharga Rp330.000 per kuintal tersebut masih berupa gabah yang belum kering. Bisa saja setelah dikeringkan harga berubah. Menurutnya, penurunan harga gabah di panen kedua ini disebabkan oleh banyak faktor.

“Sebabnya macam-macam. Tapi yang paling berpengaruh itu hama. Ini hamanya tikus sama wereng, akhir-akhir ini cukup banyak,” ujar Romlah.

Turunnya harga gabah tentu saja merugikan petani. Tak hanya hama, apabila di wilayah lain tengah panen raya tentunya harga gabah di kecamatan ini ikut tergerus. Hal ini disampaikan Sudiyono, salah satu petani lainnya.

“Kalau panennya bersamaan dengan tempat lain, harganya ya, bisa turun lagi,” ungkap Sudiyono.

Sementara itu, harga beras saat ini berkisar sekitar Rp6.500 per kilogramnya. Sudiyono mengatakan harga beli para pedagang besar atau tengkulak turut memengaruhi nilai jual gabah. Tak jarang para tengkulak langsung membeli sepetak sawah dari petani meskipun padi yang ditanam masih hijau dan belum siap panen.

“Biasanya pedagang besar itu beli sepetak sawah, istilahnya sudah mematok harga padi per petaknya,” ujar Sudiyono.

Harga sepetak sawah berkisar antara Rp1.600 sampai Rp2.000 per metern. Bila panen berhasil, tentu saja tengkulak atau pedagang besar akan mendapat keuntungan yang lebih besar dengan harga jual berdasarkan petak sawahnya.

“Tapi itu juga untung-untungan. Kalau panen gagal, mereka juga akan rugi besar karena taksiran harga sepetak sawah dengan harga jual padi bisa selisih banyak. Makanya kami [petani] juga harus jeli memberikan harga ke mereka,” jelas Sudiyono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya