Harianjogja.com, KULONPROGO-Serangan hama ulat mengakibatkan produksi bawang di Kecamatan Sentolo, Kulonprogo menurun hingga 40%. Bila biasanya petani dapat menghasilkan satu ton bawang dari satu kuintal bibit yang ditanam, kali ini hanya 600 kilogram bawang yang dapat dipanen.
Adi Martono, 58, petani Pedukuhan Belik, Desa Demangrejo, Kecamatan Sentolo, membenarkan adanya serangan hama ulat. Besaran kerugian disebutnya beragam.
Promosi Isra Mikraj, Mukjizat Nabi yang Tak Dipercayai Kaum Empiris Sekuler
“Untuk satu kali panen dan tidak ada serangan satu kilogram bibit dapat menghasilkan 10 kilogram bawang. Kalau sekarang, satu kilogram bibit hanya menghasilkan enam kilogram bawang,” kata dia.
Adi menyadari jika musim tanam kedua (MT II) bukanlah watu yang tepat untuk menanam bawang, namun harga bawang yang tinggi di pasaran membuat petani tergiur menanam tanaman tersebut. Harga bawang, kata dia, saat ini bagus karena mencapai Rp18.000 per kilogram, sementara biasanya hanya berkisar Rp12.000.
Serangan hama ulat muncul saat tanaman berumur satu minggu. Petani sudah berusaha mengatasi dengan melakukan penyemprotan rutin, sehari dua kali. Akan tetapi, serangan dan perkembangbiakkan ulat yang cepat membuat petani kewalahan dan tidak bisa optimal dalam melakukan pencegahan serangan hama tersebut.