SOLOPOS.COM - Masjid Menara di sentra Kudus saat Ramadan 2015. (JIBI/Solopos/Antara/Yusuf Nugroho)

Solopos.com, KUDUS  — Kudus yang dikenal sebagai kawasan santri memiliki potensi objek wisata religi. Hal ini tidak terlepas dari sejarah perkembangan agama Islam di Tanah Jawa yang berpusat di kawasan yang juga dikenal dengan sebutan Kota Kretek ini.

Saat memasuki wilayah Kudus di Jawa Tengah, Anda akan disambut oleh pemandangan Jembatan Kretek yang menjadi ikon Kota Kretek. Selain itu Anda akan disuguhi pemandangan indah sejumlah gedung yang dibangun oleh PT Djarum sebagai perusahaan rokok terbesar.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Meski demikian, Kudus juga dikenal sebagai wilayah kota santri yang memiliki potensi objek wisata religi. Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini lima objek wisata religi yang ada di Kabupaten Kudus:

Masjid Menara Kudus

Jika berbicara mengenai wisata religi di Kudus, tentunya Masjid Menara Kudus ini selalu menjadi yang terdepan. Mengutip dari Liputan6.com, masjid dengan nama resmi Al Aqsa Manarat Qudus ini merupakan masjid kuno yang didirikan oleh Sunan Kudus pada 1549 Masehi. Batu pertama yang diletakkan untuk membangun masjid ini dibawa secara khusus oleh Sunan Kudus dari Baitul Maqdis di Palestina.

Masjid ini memiliki keunikan arsitektur yang akan membuat pengunjung berdecak kagum karena desainnya menyerupai bangunan candi. Secara keseluruhan, aristektur masjid ini pun merupakan perpaduan antara arsitektur Hindu-Budha dengan budaya Islam. Sebelum pandemi Covid-19 merebak, tepat sebelum bulan Ramadhan, masjid ini selalu mengadakan Festival Dhandhangan, sebuah festival yang diadakan sebagai penanda dimulainya ibadah Puasa Ramadan.

Baca Juga: Rahasia Kudus Sukses Kendalikan Covid-19, Sempat Terparah Se-Jateng, Kini Lebih Aman daripada Soloraya

Makam Sunan Kudus

Saat berkunjung ke Masjid Menara Kudus, Anda bisa sekaligus berziarah ke makam Sunan Kudus, salah satu anggota Wali Songo yang menyebarkan ajaran Islam melalui seni dan budaya di Kudus. Salah satu peninggalannya adalah tembang Asmaradhana, yang termasuk dalam daftar Tembang Macapat.

Makam Sunan Kudus ini berada tepat di belakang bangunan limas Masjid Menara Kudus. Biasanya, kompleks makam ini ramai dikunjungi para peziarah pada saat menjelang Ramadan dan libur Lebaran.

Makam Sunan Muria

Kompleks makam yang terletak di Desa Colo, kaki Gunung Muria ini dulunya adalah tempat tinggal Sunan Muria. Sunan Muria dikenal sebagai salah satu anggota Wali Songo dengan cara berdakwah yang unik. Sama seperti Wali Songo pada umumnya, Sunan Muria menggunakan media kesenian dalam berdakwah.

Baca Juga: Pengadaan Mebel 34 Sekolah di Kudus Butuh Rp1,5 Miliar

Ia meninggalkan dua warisan kesenian yang masih lestari hingga kini, yaitu Tembang Macapat Sinom dan Kinanti yang diciptakannya. Selain berziarah ke makam Sunan Muria, pengunjung juga dapat berkunjung ke masjid yang didirikan sendiri oleh Sunan Muria.

Air Tiga Rasa Syadzali

Di kawasan makam Syekh Syadzili, terdapat objek wisata air tiga rasa yang memiliki tiga rasa yang berbeda. Ada air tawar, air payau, dan air asin. Sumber mata air ini dipercaya masyarakat sekitar sebagai air wudhu Syekh Syadizili dan para santrinya. Air tiga rasa ini menjadi objek wisata religi yang digandrungi masyarakat Kudus dan sekitarnya.

Langgar Bubrah

Langgar Bubrah merupakan salah satu cagar budaya di Kudus yang bangunannya terdiri dari tumpukan batu bata. Lokasi cagar budaya ini terletak di Desa Demangan, Kecamatan Kota. Langgar  Bubrah sendiri terdiri dari dua kata, yakni langar dan brubah.

Masyarakat sekitar mengartikan langgar sebagai suara atau musala. Sedangkan kata “bubrah” dimaknai sebagai “rusak” atau “berantakan”. Jika digabungkan langgar bubrah memiliki makna sebagai musala atau surau yang rusak berantakan.

Baca Juga: Kudus Mulai Aman Covid-19, Kamar Hotel Terisi Tamu

Penyebutan ini diberikan masyarakat dikarenakan bangunan tersebut memiliki usia lebih tua dari Masjid Menara Kudus. Langgar Bubrah juga mengindikasi adanya akulturasi budaya Hindu-Islam, di mana bagian atapnya mirip dengan pura atau tempat peribadatan umat Hindu.

Klenteng Hok Tik Bio

Meskipun dikenal dengan kawasan santri yang kental dengan budaya Islam, Kabupaten Kudus juga memiliki objek wisata religi bagi umat non-muslim, salah satunya Klenteng Hok Tik Bio atau Klenteng Tanjung Karang.

Keberadaan kelenteng ini menjadi saksi sejarah masyarakat etnis Tionghoa yang berhasil selamat dari peristiwa Geger Pecinan di Batavia, di mana terjadi pembantaian besar-besaran warga komunitas etnis Tionghoa oleh VOC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya