SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dok)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dok)

SOLO -– Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Solo mengimbau agar tiap sekolah di Solo memiliki psikolog sekolah. Hal itu bertujuan untuk mengantisipasi kasus tawuran pelajar yang disebabkan gangguan psikis siswa.

Promosi BRI Sambut Baik Keputusan OJK Hentikan Restrukturisasi Kredit Covid-19

Kepala Disdikpora, Rakhmat Sutomo, menjelaskan meski Solo dinilai sebagai daerah tidak rawan tawuran pelajar, tapi Rakhmat menjelaskan langkah-langkah antisipasi perlu dilakukan. Salah satunya dengan memanfaatkan peran psikolog.

Psikolog sekolah akan berfungsi seperti dokter sekolah yang secara reguler datang ke sekolah kemudian memberikan bimbingan kepada siswa. Pada praktiknya, psikolog akan berkoordinasi dengan bidang bimbingan konseling (BK).

“Psikolog bisa lebih dalam menyentuh sisi psikologis siswa yang belum tertangani BK,” jelasnya kepada wartawan, Rabu (3/10/2012).

Imbauan itu diberlakukan secepatnya kepada sekolah di semua jenjang yang dianggap mampu. Sekolah bebas menentukan psikolog serta mekanisme atau jadwal bimbingan di masing-masing sekolah. Untuk sementara anggaran penyediaan psikolog itu diserahkan sekolah secara mandiri.

“Pada tahun anggaran 2013 baru akan saya ajukan,” jelasnya.

Lebih lanjut Rakhmat menambahkan saat ini belum ada kerja sama antara Disdikpora atau sekolah dengan psikolog untuk program di atas. Sampai saat ini peran psikolog baru dilibatkan pada proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).

“Kalau yang datang ke sekolah secara reguler belum ada,” paparnya.

Mengenai seberapa besar peran psikolog untuk mengatasi kasus tawuran, Rakhmat mengakui tidak akan berpengaruh besar jika tidak didukung oleh berbagai kalangan masyarakat. “Perlu kerja sama dari semua pihak, baru pengaruhnya akan terasa,” paparnya.

Untuk itu, pada hari yang sama, Disdikpora menggandeng berbagai elemen seperti kepolisian, militer, kementerian agama dan psikolog untuk melakukan bimbingan dan diskusi bersama pembina OSIS SMA/SMK se-Solo. Diskusi tentang pencegahan tindakan desktruktif pemuda dan pelajar itu dilaksanakan di SMK Negeri 2 Solo.

“Kali ini pembina yang diberi bimbingan untuk selanjutnya diteruskan kepada siswa-siswa di sekolah. Nanti mereka bisa mengajukan proposal untuk melakukan kegiatan serupa,” kata Rakhmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya