SOLOPOS.COM - Struktur Situs Watu Genuk terlihat dari sejumlah galian yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah di Dukuh Watu Genuk, Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo, Senin (8/11/2021). (Solopos.com/Cahyadi Kurniawan)

Solopos.com, BOYOLALI – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Boyolali akan menginventarisasi status tanah situs Watu Genuk di Dukuh Watu Genuk, Desa Kragilan, Kecamatan Mojosongo. Kejelasan status ini akan menentukan lanjutan penelitian di situs tersebut.

Hasil ini mengemuka dalam rapat antara Disdikbud Boyolali dengan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Boyolali beberapa waktu yang lalu. Kepala Disdikbud Boyolali, Darmanto, mengatakan inventarisasi ini penting untuk memastikan status tanah di kawasan tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Informasi awal yang diterima Darmanto, tanah seluas 1.000 meter persegi ini berstatus tanah negara. Apabila status ini benar, Pemkab Boyolali bisa meminta tanah tersebut agar menjadi milik Pemkab.

Ekspedisi Mudik 2024

“Terkait hal ini kami akan menelusuri ke BPN [Badan Pertanahan Nasional] dan jajaran terkait,” kata Darmanto, saat dihubungi Solopos.com, Senin (22/11/2021).

Baca juga: Kabar Baik! 392 Peserta Seleksi CPNS di Klaten Berhak Ikuti SKB

Terangnya status tanah menjadi milik Pemkab bisa mempermudah proses penganggaran untuk kegiatan penelitian lanjutan termasuk apabila diperlukan pembangunan pagar. Anggaran ini bisa dimasukkan ke dalam APBD 2022. Riset ini akan menggandeng Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.

Darmanto mengajak masyarakat dan pemerintah desa Kragilan turut menjaga kelestarian situs Watu Genuk. Disdikbud juga meminta BPCB menugaskan juru pelihara di rumah arca Boyolali maupun di Candisari agar bisa ikut menjaga Watu Genuk.

Baca juga: Hujan Semalam, Jembatan di Kismoyoso Ngemplak Boyolali Rusak

Menariknya, lanjut Darmanto, pelestarian kawasan situs Watu Genuk ini tak pernah lepas dari kearifan lokal yang terjadi. Dahulu, sebuah patung nandi di situs ini pernah dipindah ke rumah arca Sono Kridanggo. Namun, seusai pemindahan patung ini, banyak laporan sapi milik warga mati.

“Kemudian diputuskan patung sapi ini dikembalikan ke tempat semula. Saya lupa tahunnya. Tapi saat itu Bidang Kebudayaan masih ikut Dinas Pariwisata,” terang Darmanto.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya