SOLOPOS.COM - Petugas Satpol PP Kota Solo melakukan pembinaan pada pelajar yang menongkrong di warung makan dan wedangan seusai Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Rabu (18/11/2021). (Istimewa/Satpol PP Solo)

Solopos.com, SOLO — Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo terus menggodok sejumlah opsi solusi untuk mengurangi potensi siswa nongkrong seusai mengikuti pembelajaran tatap muka atau PTM di sekolah. Optimalisasi pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi salah satu alternatif yang tengah dibahas.

Nantinya, siswa SD-SMP yang tidak bisa diantar-jemput orang tua tidak perlu memaksakan diri mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM). Kepala Disdik Solo, Etty Retnowati, mengatakan pembelajaran di Kota Bengawan saat ini masih menggunakan metode campuran (blended learning).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Metode itu mengombinasi pembelajaran tatap muka dan tatap maya. Artinya, sebagian siswa ada yang belajar di sekolah dan sebagian lewat virtual pada waktu yang bersamaan. Etty mengatakan pelaksanaan model pembelajaran menyesuaikan sekolah. “Untuk siswa yang tidak bisa diantar-jemput orang tua, bisa diarahkan mengikuti PJJ,” ujar Etty saat dihubungi Solopos.com, Jumat (19/11/2021).

Baca Juga: Menyusuri Jalan Alternatif Hindari Jl DI Pandjaitan Solo, Macet?

Ekspedisi Mudik 2024

Penyediaan bus sekolah juga menjadi alternatif lain yang dimatangkan untuk mencegah siswa nongkrong sepulang PTM di Solo. Nantinya, siswa yang tak bisa diantar-jemput orang tua dapat naik bus sesuai trayek yang ditentukan.

Namun Etty mengatakan jadwal eksekusi program lintas OPD tersebut belum dapat dipastikan. “Hasil koordinasi terakhir, kami masih perlu menunggu. Ini karena pertengahan Desember siswa sudah libur semester,” ujarnya.

Kabid SD-SMP Disdik, Abdul Haris Alamsah, mengatakan pelaksanaan PTM idealnya tak membebani siswa. Disdik tengah mengkaji kebijakan agar pelajar yang sulit diantar-jemput orang tua tak perlu mengikuti PTM.

Baca Juga: Masih Menghuni Bantaran Bengawan Solo, Puluhan Keluarga Terancam Banjir

Diarahkan Mengikuti PJJ

Menurut Haris, kalangan siswa tersebut dapat diarahkan mengikuti PJJ agar tidak banyak keluyuran untuk nongkrong di tempat-tempat umum di Solo. “Kalau memang enggak memungkinkan diantar-jemput ya belajar dari rumah saja. Daripada ikut PTM, diam-diam naik kendaraan setelah itu keluyuran,” ujarnya.

Solopos.com pernah mendapat sejumlah siswa SMP yang menitipkan sepeda motornya di tempat parkir umum yang berlokasi tak jauh dari sekolah. Hal itu mereka lakukan karena orang tua tak bisa mengantar-jemput.

Selain itu pernah ada juga siswa SD yang berjalan kaki cukup jauh untuk menjangkau sekolah. Ia tak bisa diantar karena orang tua bekerja dari pagi hari.

Baca Juga: Keluarga Inti Mangkunegaran Solo Mulai Berembuk Bahas Penerus MN IX

Ini berpotensi mengancam keselamatan siswa di jalan. Haris mengatakan opsi optimalisasi PJJ perlu ditopang kemampuan blended learning yang baik dari tiap sekolah.

Haris mengakui beragamnya kemampuan guru terkadang menjadi kendala dalam pembelajaran campuran. “Solusinya, sekolah bisa membuat tim. Jadi guru yang paham teknologi bisa ikut menjadi operator.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya