SOLOPOS.COM - ilustrasi main game (istimewa)

Solopos.com, SOLO- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan orang-orang main game di tengah anjuran menjaga jarak fisik atau physical distancing dan isolasi diri di rumah untuk mencegah persebaran virus corona baru atau SARS-CoV-2.

Memang pada kondisi normal bermain dikhawatirkan akan memberi dampak negatif apalagi bila sampai kecanduan. Namun, bermain game pun tak melulu soal negatif, jika dengan pengawasan yang tepat beberapa di antaranya malah menguntungan anak atau remaja.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bermain game bisa menjadi hobi yang sehat untuk orang-orang selama masa karantina karena membantu menghilangkan stres dan rasa khawatir. Kegiatan ini menyediakan beberapa pelarian yang sangat dibutuhkan di tengah ketidakpastian seperti saat ini.

“Kita berada pada momen krusial di tengah pandemik. Perusahaan gim punya audiens global, kami mendorong mereka untuk #PlayApartTogether,” cuit Duta Besar WHO untuk strategi global, Ray Chambers.

Beberapa perusahaan video game menyambut baik. Mereka menambahkan fitur baru, hadiah tambahan dan membuat konten tertentu tersedia secara gratis.

Laman Medical Daily mencatat, pemanfaatan gim meningkat secara signifikan sejak dimulainya pandemi Covid-19, apalagi semakin banyaknya orang yang terpaksa tinggal di dalam rumah mereka.

Platform game seperti Steam mencapai jumlah pengguna daring terbanyak sejauh ini, sementara platform lain dari perusahaan seperti Nintendo dan Xbox bahkan sampai harus mengalami server mogok karena banyaknya orang yang menggunakannya pada saat yang sama.

Tambah 1 PDP Meninggal, Ini Data Lengkap Sebaran Kasus Corona Solo 6 April 2020

Polandia Sediakan Game Gratis untuk Remaja

Bermain game menjadi sesuatu yang lumrah dilakukan anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Melansir dari Mashable, Selasa (24/3/2020) Pemerintah Polandia menggunakan metode unik untuk membantu masyarakatnya melakukan social distancing, terutama bagi kaum milenial yang mungkin merasa jenuh ketika berada di dalam rumah.

Dilaporkan, pemerintah setempat merilis sebuah situs yang bernama Grarantanna.pl yang berisi beragam aktivitas online interaktif, seperti game. Di dalamnya terdapat sebuah server yang sengaja dibuat untuk bermain game Minecraft bagi generasi muda di negara tersebut.

Di dalam Minecraft tersebut, pemerintah Polandia memberikan imbauan sekaligus pesan mengenai kesehatan dan instruksi bagi generasi muda agar tetap melakukan social distancing. Selain konten Minecraft, pemerintah Polandia juga menggelar beragam edukasi online, teka-teki hingga kuis terkait sejarah Polandia.

Lalu menurut Anda, sebenarnya baik enggak sih main game itu? stigma masyarakat memandang bermain game merupakan sesuatu yang negatif. Mereka beranggapan bermain game hanya membuang waktu dan tenaga saja. Berikut manfaat bermain game berdasar beberapa penelitian.

Mengatasi sakit mental

Meski badan kesehatan dunia (WHO) mengklasifiksaikan gaming disorder, atau penyakit mental yang disebabkan kecanduan game sebagai salah satu yang harus diwaspadai. Namun, masih banyak ilmuan yang tak sependapat dengan organisasi PPB tersebut, psikolog Dr. Michael Fraser salah satunya.

Menurut Dr. Michael Fraser bermain game adalah sebuah mekanisme yang dapat mengatasi deretan penyakit mental yang dialami remaja, seperti kecemasan, depresi, hingga gangguan belajar. Jadi, dengan perlakuan yang tepat, sesungguhnya bermain game justru hal yang baik untuk mengatasi penyakit mental.

Menumbuhkan sifat gigih
Dalam bermain game pasti ada saat menang dan kalah, beberapa orang kecenderungan untuk mengulang tahapan di mana mereka merasa gagal. Maksudnya mereka akan lebih paham jika mereka sudah melakukan secara berulang-ulang kali. Nah, keadaan ini merangsang tumbuhnya sifat gigih untuk memperjuangkan suatu kemenangan.

Sebuah studi dari California State University mencoba menganalisis otak anak-anak muda yang bermain game, mereka berkesimpulan kalau bermain game mengaktifkan bagian di otak yang berhubungan dengan penghargaan atau reward. Menurut para ilmuwan tersebut, sistem penghargaan ini justru merupakan hal yang berpengaruh baik. Namun, jika tak terkontrol dapat menyebabkan perubahan di otak yang membuat mereka rentan terhadap bentuk kecanduan lainnya di kemudian hari.

Jenazah Ditolak Di Sangkrah Ternyata Warga Luar Kota Solo, Begini Kronologinya

Membuat otak lebih rileks

Mark Griffiths, profesor studi perjudian (yang ternyata merupakan salah satu ladang keilmuan psikologis), dari Nottingham Trent University di Inggris, menyebut bahwa terdapat dampak positif dari bermain game. Ia menyebutkan bahwa hanya ada sedikit bukti kalau bermain game secara moderat memiliki efek samping akut.

Ia mencontohkan juga beberapa game yang sebenarnya sedikit mengandung unsur kekerasan seperti game shooter dan petualangan, yang justru membuat otak pemainnya lebih rileks. Sang profesor juga mengklaim kalau game ber-genre stratgi yang dapat bermanfaat bagi si pemain, yaitu kecepatan reaksi, memperbaiki memori, kemampuan penalaran, hingga kesadaran spasial.

Melatih konsentrasi

Beberapa peneliti dari University of Rochester di New York, Amerika melakukan riset mengenai pengaruh positif dari bermain game. Mereka menggunakan game Medal of Honor (Sebuah game FPS yang cukup terkenal dengan kurun waktu satu jam tiap hari selama sepuluh hari bertutut-turut.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa para pemain game ini memiliki fokus yang lebih terhadap apa yang terjadi di sekelilingnya, jika dibandingkan dengan mereka yang jarang main game, apalagi yang tidak main sama sekali.

“Hasil penelitian kami ini juga sangat mengejutkan karena proses belajar lewat main game ternyata cepat diserap seseorang. Dengan kata lain, game dapat membantu melatih orang orang yang memiliki problem dalam berkonsentrasi,” tegas Daphne Bavelier, ahli syaraf dari Rochester.

Meningkatkan daya ingat

Peneliti serta Profesor Psikologi dari University of Illinois, Amerika Serikat, Dr Arthur F. Kramer, mengadakan penelitian pada 40 lansia berusia 60 hingga 70 tahun. Melansir dari jurnal Psychology and Aging edisi Desember penelitian tersebut dilakukan untuk mengetahui daya ingat lansia terhadap kecenderungan main game.

Riset mencakup 20 manula yang secara acak ditugasi untuk main videogame, dan separuhnya tidak, selama lebih dari sebulan. Kelompok main game menghabiskan waktu 23 jam untuk bermain game Rise of Nations, video game dimana para pemain berkeinginan mencapai dominasi dunia. Menguasai dunia membutuhkan setumpuk tugas berat termasuk strategi militer, membangun kota-kota, mengelola ekonomi serta memberi makan rakyat.

Ketika penelitian berakhir, kemampuan mental mereka kembali diuji. Jika dibandingkan dengan mereka yang tidak memainkan video game, pemain Rise of Nations menunjukkan peningkatan yang lebih besar soal cara kerja otak, ingatan jangka pendek, daya nalar, hingga kemampuan berganti tugas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya